Partai Kadima yang dipimpin Tzipi Livni tetap berada di posisi teratas dengan 28 kursi, satu kursi di atas Partai Likud di bawah komando Benjamin Netanyahu
BACA JUGA: Tema Muram jadi Pemenang World Press Photo 2008
Dua tempat berikutnya diduduki Partai Yisrael Beitenu dan Partai Buruh, masing-masing dengan 15 dan 13 kursiKonfigurasi itu berarti Israel bakal kembali dipimpin pemerintahan koalisi
BACA JUGA: Polri Kirim Tim DVI ke Victoria
Sebab, untuk bisa membentuk pemerintahan sendiri, sebuah partai minimal harus menyabet 61 kursi dari 10 kursi di Knesset alias parlemen Israel.Pekan depan, Presiden Shimon Perez akan mulai berbicara dengan pucuk pimpinan 12 partai yang mendapat kursi di parlemen
BACA JUGA: Pesawat Naas Timpa Rumah
Dilihat dari kesamaan aliran, blok sayap kanan di bawah pimpinan Likud harusnya memang berkuasaTotal mereka mengumpulkan 65 kursiNamun, realita bicara: tiap partai punya agenda sendiriJadi, Likud dan Yisrael Beitenu yang sama-sama kanan belum tentu bisa berkoalisi
Perkembangan terbaru malah menunjukkan kalau Livni dan Netanyahu akan bergandengan tangan membentuk koalisiNetanyahu diberi pos Perdana Menteri, tapi jabatan-jabatan krusial di kabinet seperti keuangan, pertahanan, dan hubungan luar negeri menjadi milik KadimaPartai Buruh di bawah pimpinan Ehud Barak juga akan diajak serta
"Siapa yang akan menjadi Perdana Menteri masih belum jelas," tulis harian Maariv yang terbit di Tel Aviv, seperti dikutip Agence France-Presse
Jika benar Livni dan Netanyahu berkoalisi, mereka tinggal butuh enam kursi lagi di parlemen untuk menjadi kelompok mayoritasDan, kekurangan itu bisa ditutupi oleh Partai BuruhPersoalannya, bisakah Buruh yang dikenal pro-negosiasi perdamaian berada satu atap dengan Likud yang doyan perang?
Yang paling dirugikan dari kemungkinan koalisi Livni-Netanyahu-Barak itu adalah Avigdor LiebermanRaihan 15 kursinya tak akan berarti apa-apa di parlemenPadahal, sebelumnya ramai disebut kalau dia berpotensi menjadi king-maker(hep/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Masih Lacak Dua WNI
Redaktur : Antoni