Netral Gender

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 23 Agustus 2022 – 22:45 WIB
Mahasiswa Unhas yang viral di sosial media. Foto: Tangkap layar video di grup WhatsApp info Unhas

jpnn.com - Seorang mahasiswa baru di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, dikeluarkan dari kelas gegara mengaku sebagai ‘’gender neutral’’ atau netral gender

Dengan tampilannya yang ‘laki-laki’’, mahasiswa itu tidak masuk ke kelas laki-laki, tetapi memilih kelas perempuan. Ketika dipergoki, dia kemudian menyatakan dirinya ‘’netral gender’’, laki-laki tidak, perempuan bukan.

BACA JUGA: Mahasiswa Pengaku Berkelamin Netral Tak Lebih Cari Panggung LGBT yang Sebenarnya Antisains

Kasus ini menjadi viral dan isu pun berkembang menjadi isu diskriminasi maupun intoleransi. 

Keberanian mahasiswa baru ini untuk ‘’coming out’’ membuatnya menerima sanksi dikeluarkan dari kelas.

BACA JUGA: Viral Mahasiswa Unhas Diusir Dosen saat Berdebat soal Gender, Begini Percakapannya

Coming out adalah istilah yang dipakai kepada mereka yang berani mengakui orientasi seksual yang menyimpang yang berkaitan dengan LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).

Selama ini, isu penyimpangan seksual melibatkan aktivitas seksual yang diidentifikasi sebagai LGBT. 

BACA JUGA: Warga Bersuara Lantang Tolak LGBT di Citayam Fashion Week saat Pawai Obor, Lihat

Lesbian adalah aktivitas seksual yang melibatkan sesama perempuan. 

Gay adalah aktivitas seksual yang melibatkan sesama jenis laki-laki. 

Biseksual adalah aktivitas seksual yang melibatkan hubungan seksual sesama jenis dan lain jenis. 

Transgender adalah identitas jenis kelamin yang berubah dari identitas ketika lahir. 

Seseorang yang melakukan operasi kelamin untuk mengubah dari jenis kelamin asli ketika dia lahir disebut sebagai ‘’transgender’’. 

Contoh paling populer adalah apa yang dialami oleh Dorce Gamalama yang mengubah gendernya dari laku-laki menjadi perempuan melalui operasi. 

Ketika Dorce meninggal dia dipulasara sebagai laki-laki sebagaimana wasiatnya kepada keluarga.

Bagi masyarakat Indonesia, persoalan penyimpangan gender menjadi isu yang sangat sensitif karena masyarakat Indonesia adalah agamis. 

Semua agama, terutama agama Ibrahimi—Islam, Nasrani, Yahudi—mengharamkan praktik penyimpangan gender dan menganggapnya sebagai salah satu dosa besar. 

Karena itu, isu LGBT akan menjadi isu yang mendapatkan reaksi keras dari para agamawan setiap kali isu itu muncul.

Setiap upaya untuk mengakomodasi isu LGBT akan menghadapi penentangan keras terutama dari kalangan Islam. 

Tidak akan ada kata kompromi terhadap isu LGBT. Karena itu, isu ini sampai sekarang tetap tersimpan di bawah karpet seolah-olah tidak ada, padahal di bawah karpet para praktisi LGBT terus beroperasi dalam jaringan yang jumlahnya sangat besar.

Munculnya isu netral gender memicu kembali kekhawatiran mengenai meluasnya praktik penyimpangan seksual di kalangan anak-anak muda termasuk mahasiswa. 

Gender neutral merupakan varian dari praktik LGBT yang sudah dikenal luas di negara-negara Eropa dan Amerika.

Selama ini isu netral gender masuk dalam kategori ‘’queer’’, yaitu identitas gender yang cair antara laki-laki dan perempuan. 

Karena itu isu penyimpangan gender sudah diperluas dari LGBT menjadi LGBTQ untuk menampung para gender netral itu.

Gender netral adalah penyebutan ringkas dari istilah netralitas gender. 

Secara umum publik sudah diperkenalkan dengan kebiasaan gender netral dalam beberapa hal. 

Sebagai contoh, untuk jenis pakaian biasanya dibedakan antara laki-laki dan perempuan. 

Untuk produk perawatan muka biasanya dibedakan produk untuk laki-laki dari perempuan. 

Akan tetapi, banyak di antara produk-produk itu yang disebut sebagai ‘’unisex’’ berlaku untuk laki-laki dan perempuan.

Hal ini masih dianggap sebagai hal yang wajar dan tidak dipermasalahkan di Indonesia. 

Di negara-negara Barat sudah disediakan fasilitas untuk kelompok netral gender di tempat-tempat umum seperti toilet ‘’unisex’’. 

Biasanya toilet dibagi menjadi dua untuk laki-laki dan perempuan. 

Akan tetapi, sekarang sudah banyak disediakan toilet ketiga untuk gender netral.

Di Indonesia, praktik ini malah sudah berlangsung luas. Karena berbagai keterbatasan, fasilitas toilet di tempat umum hanya satu dan digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. 

Di bus malam yang melayani perjalanan jarak jauh umumnya toilet hanya satu ‘’unisex’’, berlaku untuk semua.

Di beberapa tempat umum toilet unisex ini sudah jamak dijumpai.

Yang belum jamak terjadi di Indonesia adalah toilet ketiga yang disediakan untuk kalangan gender netral. 

Sampai sekarang belum pernah ada fasilitas toilet untuk kalangan transgender dan gender netral ini. 

Kalau saja ada yang berani berinisiatif menyediakan fasilitas toilet ketiga untuk unisex pasti akan menerima reaksi keras dari publik. 

Dalam penggunaan bahasa pun sekarang sudah jamak dipakai diksi yang netral gender. 

Selama ini bahasa Indonesia menemukan inovasi untuk membedakan laki-laki dan perempuan dengan diksi khusus.

Misalnya, mahasiswa dan mahasiswi, pemuda dan pemudi, santriwan dan santriwati, dan seterusnya. 

Inovasi bahasa ini tidak mengakomodasi istilah untuk gender netral.

Dalam bahasa Inggris ,inovasi gender netral sudah dipakai secara luas. 

Untuk seorang ketua laki-laki disebut ‘’chairman’’, untuk ketua perempuan disebut ‘’chairwoman’’, dan untuk penyebutan yang gender netral dipakai sebutan ‘’chairperson’’. 

Istilah ini sudah umum dipakai di seluruh dunia dan diadopsi juga di Indonesia. 

Istilah ini dianggap tidak punya muatan ideologis, meskipun sebenarnya ada muatan ideologis itu, tetapi banyak orang tidak menyadarinya.

Isu LGBTQ menjadi isu besar yang sudah menjadi agenda di semua negara maju di dunia dan didukung oleh perusahaan-perusahaan trans-nasional besar. 

Semua perusahaan terbesar dunia mengakomodasi LGBTQ dan memberi mereka perlakuan dan perlindungan yang sama dengan gender lain.

Bendera warna pelangi yang menjadi lambang gerakan LGBTQ terpampang di laman-laman perusahaan besar itu. 

Perusahaan internasional yang mendukung LGBTQ secara terbuka adalah Nike, Levi’s, Starbucks, Unilever, Apple, Facebook, dan Microsoft. 

Selain itu, setidaknya, ada 20 perusahaan lain yang mendukung LGBT dan pernikahan sesama jenis. 

Mereka adalah e-Bay, MasterCard, Banana Republic, AT&T, Johnson & Johnson, Ernst & Young, Citi, Orbitz, Cisco, Goldman Sachs, Marriott International, Moody's, dan beberapa lainnya.

Organisasi olahraga dunia seperti FIFA (federasi sepak bola internasional) sudah menyatakan dukungan kepada LGBTQ secara terang-terangan. 

Dalam beberapa turnamen internasional, ban kapten tim sepak bola diberi warna pelangi sebagai bentuk dukungan kepada LGBTQ.

Federasi sepak bola Asia, AFC, juga sudah mulai memakai logo kapten pelangi dalam beberapa turnamen di level Asia dan Asia Tenggara. 

Tim sepak bola Thailand sudah memakai ban kapten pelangi dalam sebuah turnamen, tetapi Indonesia dan Malaysia menolak memakainya.

Pada turnamen sepak bola piala dunia di Qatar November tahun ini, isu  LGBTQ pasti akan kembali muncul melalui pemakaian ban kapten warna pelangi. 

Sebagai negara muslim, Qatar seharusnya menolak penggunaan logo pelangi di perhelatan sepak bola akbar itu. Akan tetapi, tekanan dunia sepak bola internasional dan para sponsornya akan memaksa Qatar untuk mengakomodasinya.

Indonesia yang tahun depan akan menjadi tuan rumah turnamen sepak bola piala dunia U-21sangat mungkin akan menghadapi isu yang sama. 

PSSI sebagai pemegang otoritas tertinggi sepak bola Indonesia akan berada pada dilema besar kalau tidak siap mengantisipasi isu ini.

Banyak kalangan konsumen Islam yang menyatakan boikot terhadap produk-produk perusahan trans-nasional itu.

Akan tetapi, kekuatan modal yang sangat masif di balik kampanye LGBTQ internasional itu terlalu besar untuk ditahan. Pada satu titik tertentu pertahanan Indonesia bisa jebol.

Isu gender netral yang muncul di Makassar itu hanya puncak gunung es dari isu LGBTQ yang sangat masif di Indonesia. 

Cepat atau lambat isu ini akan meledak menjadi persoalan besar. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wahai Orang Tua, Ajarkan Anakmu Amalan Ini Agar Terhindar dari LGBT dan Hobi Onani


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler