jpnn.com, SURABAYA - Jika biasanya anak-anak dan remaja menghabiskan waktu ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa dengan bermain dengan teman sebaya mereka.
Namun ada yang berbeda dengan ngabuburit yang dilakukan puluhan anak di kawasan Semampir.
BACA JUGA: Bersedekah Itu Tidak Perlu Menunggu Banyak Harta
Memanfaatkan lahan kosong di pinggir sungai Kali Londo, anak-anak dan remaja tersebut tampak semangat dan antusias mendengarkan dongeng edukatif dan inspiratif tentang gajah yang tak lupa balas budi.
Mereka adalah anak-anak dan remaja yang tinggal di sekitar kampus StikosaAWS yang sedang mengikuti Ngabuburit Edukatif dan Asyik 2017 (Ngadusi).
BACA JUGA: Detik-detik Awan Berlafaz Allah Diabadikan saat Ngabuburit
Koordinator Ngadusi 2017, Dhian Permana mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa Stikosa-AWS atas dasar keprihatinan mereka akan kecanduan gadget pada anak-anak.
Selain itu juga ragam permainan tradisional dan tradisi lokal yang mulai ditinggalkan, salah satunya adalah mendongeng.
BACA JUGA: Masjid Sunan Ampel yang Pengunjungnya sampai 100 Ribu per Hari
“Melalui kegiatan ini kami ingin mengasah kreativitas anak dan tidak mengurangi sosialisasi dengan yang lainya,” kata Dhian seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Senin (5/6).
Kurangnya bimbingan orangtua juga menjadi masalah tersendiri yang membuat tumbuh kembang anak dan remaja kurang terkontrol.
Melalui kegiatan tersebut juga ingin mengedukasi kembali masyarakat untuk memperhatikan tumbuh kembang anak melalui kegiatan yang mampu mengasah otak pada usia mereka.
Salah satunya adalah kegiatan dongeng dan mewarnai.
“Dengan begitu akan mampu mengurangi ketergantungan gadget pada anak,” ucapnya.
Selain mendengarkan dongeng, anakanak juga diajak melakukan kegiatan mewarnai layang-layang, serta dihibur alunan musik. (jar/nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masjid Sunan Ampel Jadi Tempat Berkumpulnya para Wali
Redaktur : Tim Redaksi