jpnn.com - KARO – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, kembali memamerkan aktivitasnya, Sabtu (21/5). Kali ini, bukan erupsi saja. Namun, disertai dengan luncuran awan pasan. Akibatnya, tujuh warga tewas tersapu awan panas dan dua orang dalam keadaan kritis.
Berdasarkan informasi dihimpun Sumut Pos, erupsi di Gunung Sinabung disertai awan panas terjadi hingga tiga kali, yakni pukul 16.48 WIB, 18.04 WIB, dan terakhir pukul 18.24 WIB. Dengan kejadian itu, Tim Search And Rescue (SAR) gabungan melakukan evakuasi sembilan korban dari lokasi di Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Daerah ini, hanya berjarak 5 kilometer dari Gunung Sinabung atau masuk zona merah.
BACA JUGA: Usai Ihik-ihik, Foto Bugil DJ Cantik Disebar
Untuk ketujuh jenazah pada Minggu (22/5) siang, sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Sedangkan, dua korban kritis sampai saat ini masih mendapatkan perawatan di RSUPH Adam Malik Medan.
Kedua korban kritis mengalami luka bakar di atas 60 persen. Sehingga harus mendapat penanganan khusus tim medis.
BACA JUGA: Mahasiswi Berjilbab yang Pamer Payudara Itu Menyerahkan Diri
"Korban kita rujuk (ke RSUPH Adam Malik Medan) karena kondisinya luka bakar di atas 60 persen," sebut Sabrina Tarigan, Sekda Kabupaten Karo kepada wartawan di RSUPH Adam Malik Medan, kemarin siang.
Dia menyebutkan, pihaknya bersama Tim SAR gabungan akan melakukan evakuasi dan melarang warga untuk masuk zona merah tersebut. "Kita sweeping warga agar tidak ada yang masih bertahan atau nekad di Desa tersebut," tandasnya.
BACA JUGA: Miris..Korban Perkosaan dan Keluarga Tinggal di Kandang Bebek
Sementara itu, seluruh korban erupsi disertai awan panas sudah melanggar larangan keras dari pemerintah untuk tidak beraktivitas dizona merah, tepatnya dijarak 5 kilometer dari kaki Gunung Sinabung.
"Masyarakat tersebut (korban) melanggar larangan pemerintah tinggal di Desa Gamber dan jalan menuju desa telah dipasang portal oleh Pemerintah," ungkap Kabid Humas Polda Sumut, AKBP Rina Sari Ginting kepada wartawan, kemarin.
Rina menjelaskan, para korban atau masyarakat sebelumnya telah mendapat kompensasi berupa uang jaminan hidup (Jadup), seperti sewa rumah dan sewa lahan Pertanian dari Pemerintah. Dengan tujuan, agar masyarakat tidak tinggal dan beraktivitas bertaninya di Desa Gamber. Kemudian, mereka direlokasi ke desa lainnya, yang disebut dengan desa mandiri.
"Namun masyarakat tetap melaksanakan aktivitas (bertani) di desa tersebut berkisar 25 Kepala Keluarga. Itu sesuai keterangan dari masyarakat lain di Desa Gamber," jelasnya.
Petugas dari TNI/Polri memperketat dan menjaga pintu masuk akses daerah yang dinyatakan zona merah atau kawasan larangan. Kemudian, tim SAR gabungan juga melakukan sweeping, mengimbau dan mengevakuasi warga yang berada di lokasi becana alam itu.
Daerah tersebut, masuk zona merah hanya berjarak 5 kilometer dari Gunung Sinabung. "Evakuasi terhadap korban dan masyarakat yang masih berada di Desa Gamber untuk dibawa keluar dari zona merah (zona larangan) serta memberikan imbauan kepada masyarakat desa yang tinggal di sekitar zona merah atau zona larangan untuk tidak melakukan aktivitas dan memasuki zona larangan," jelasnya.
Sementara itu, Dandim 0205/TK Letkok Inf Agustatius Sitepu, sudah menginstruksikan anggotanya untuk menjaga pintu masuk menuju Desa Gamber. Kemudian, pihaknya tidak akan membiarkan adanya masyarakat beraktivitas di kawasan zona merah tersebut. "Tolonglah jaga diri masing-masing jangan tambah korban lagi. Kalau butuh informasi Dandim bersedia memberikan informasi terkini Gunung Sinabung," imbau Agustatius kepada masyarakat di Kabupaten Karo.
Pantauan wartawan di lapangan, kondisi Desa Gamber pasca-disapu terjangan awan panas tampak tak berpenghuni. Terlihat puing-puing sisa rumah warga yang terbakar, dan sejumlah sepeda motor warga yang ditinggal. Tebalnya intensitas debu vulkanik juga tampak jelas terasa di seputaran desa tersebut.
Sementara itu, sejumlah daerah di Kecamatan Berastagi, Kabanjahe, Naman Teran, Simpang Empat dan Barus Jahe diselimuti material debu vulkanik cukup tebal. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra mengatakan, hingga saat ini aktivitas Gunung Sinabung yang menyandang level IV (status Awas) itu masih sangat tinggi.
“Dorongan yang besar dari dalam memicu terjadinya jangkauan awan panas yang besar. Kita tidak dapat menebak apakah hari ini tenang, atau besok lusa meningkat lagi. Jadi selalu waspada. Khususnya desa-desa yang telah kami rekomendasikan untuk disterilkan jadi tidak ada lagi aktivitas. Mengingat, aktivitas Sinabung masih tinggi, diharapkan tidak ada lagi korban-korban berikutnya,” kata Armen.
Lebih lanjut disampaikan, sejak pukul 06.00 hingga 00.00 WIB, Sabtu (21/5) telah terjadi serangkaian erupsi yang disertai luncuran awan panas Gunung Sinabung. Jangkauan awan panas teramati dengan jarak luncur 4.000 meter hingga 4.500 meter ke arah barat, dan tinggi kolom erupsi mencapai 3.000 meter.
Adapun rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG adalah, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak. Masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta dalam jarak 4 km untuk sektor utara – timur laut Gunung Sinabung agar dievakuasi ke lokasi yang aman.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar. Sedangkan untuk warga yang daerahnya menjadi tempat pendaratan debu dihimbau agar mengenakan masker bila hendak keluar rumah, menutup sumber – sumber air bersih, dan senantiasa membersihkan pekarangan sekitar yang terpapar debu vulkanik.
Sementara, dari RSUP H Adam Malik, dua korban luka yang dirawat masih kritis yakni Cahaya Tarigan (45) dan Cahaya Milala Sembiring (57). Cahaya Tarigan mengalami luka bakar serius hampir 60 persen di sekujur tubuhnya, yaitu di kedua tangan, kaki, perut, bokong, wajah telinga dan bahu. Demikian juga dengan Cahaya Milala Sembiring, yang mengalami luka bakar 50 persen yaitu di bagian kaki, tangan, wajah yang lumayan parah.
Kedua korban yang mangalami luka bakar ini dirawat di ICU Central Medical Unit (CMU) lantai 3. Keduanya sempat menjalani operasi pada Minggu pagi. Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik, dr Mardianto SpPD yang dihubungi wartawan menyebutkan, dua korban tewas dan dua korban yang masih hidup merupakan rujukan dari RS Efarina Etaham Kabanjahe. Untuk yang masih hidup menjalani perawatan serius.
Terpisah, keluarga korban yang ditemui di ruang tunggu lantai empat RSUP H Adam Malik belum bersedia berbicara. Mereka tampak dirundung duka dan gelisah, lantaran anggota keluarganya masih berjuang melawan maut. (sam/gir/gus/ris/adz)
Nama korban meninggal dan luka-luka sebagai berikut:
Meninggal:
1. Karman Milala (60).
2. Irwansyah Sembiring (17).
3. Nantin Br. Sitepu (54).
4. Leo Perangin-angin.
5. Ngulik Ginting.
6. Ersada Ginting (55).
Luka-luka:
1. Brahim Sembiring (57).
2. Cahaya Sembiring (75).
3. Cahaya br Tarigan (45).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wanita Pemijat Diminta Cium Pelanggan, Eh Ditusuk Pisau
Redaktur : Tim Redaksi