jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa kini menjadi terlapor di kepolisian. Pelapor mengadukan politikus Partai Gerindra itu dalam kasus dugaan penodaan agama.
Pihak yang melaporkan Desmond adalah Bambang Sri Pujo dari Aliansi Nasional 98. Bambang melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Bareskrim Polri, Rabu (16/11).
BACA JUGA: Said Aqil: Tidak Usah Demo
Laporan Bambang teregister di Bareskrim Polri dengan nomor LP/1146/XI/2016/Bareskrim tanggal 16 November 2016 terkait dugaan penistaan agama sebagaimana diatur Pasal 156 a KUHP juncto Pasal 28 ayat 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Bambang saat melapor juga membawa sejumlah bukti antara lain salinan video pernyataan Desmond dan pemberitaannya di sejumlah media online.
"Setelah dianalisa secara hukum bahwa pernyataan Desmond J Mahesa ini lebih berbahaya dari pernyataan Pak Ahok (Basuki T Purnama yang menjadi tersangka kasus penodaan agama, red) karena ada dua unsur agama yang disinggung. Ngeri sekali," kata Bambang usai melapor di kantor sementara Bareskrim Polri di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Tokoh-tokoh Politik Jangan Lagi Mengompori
Namun, Bambang enggan membacakan kembali pernyataan Desmond yang diduga menista agama itu. Alasannya karena pernyataan Desmond memang sangat menyinggung.
"Pernyataannya saya enggak mau bacakan karena sangat berbahaya. Kami masyarakat enggak nyaman," katanya.
BACA JUGA: Jangan Lagi Ada Prasangka dan Rasa Curiga
Selain itu, Bambang menambahkan bahwa anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu telah melanggar hasil keputusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2007. Sebab, Desmond membawa-bawa nama Nabi Muhammad dalam konteks yang sangat tidak pas.
"Kalau misalnya Nabi Muhammad disuruh, mohon maaf, bangun lagi, itu sangat sangat melukai hati kami selaku umat Islam. Bahwa Pak Desmond yang sangat terpelajar itu masa lupa bahwa Baginda Nabi SAW orang yang paling mulia," katanya.
Karenanya Bambang menganggap pernyataan Desmond secara live di salah satu TV swasta itu merupakan sebuah kesengajaan. "Kami anggap ini sebuah kesengajaan. Jadi sangat ngeri sekali,” tukasnya.(elf/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, Jangan Korbankan Indonesia demi Lebaran Kuda
Redaktur : Tim Redaksi