Ngopi Bareng Alumni ITS, Eri Cahyadi Ajak Teknokrat Bangun Kota Surabaya

Selasa, 27 Oktober 2020 – 19:20 WIB
Eri Cahyadi dalam Ngopi Bareng IKA ITS Manyar. Foto: source for JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatkan masyarakat di Kota Pahlawan untuk menyiapkan diri menghadapi ledakan penduduk.

Eri menjelaskan, beban kota-kota besar di Indonesia ke depan bakal sangat berat karena sebagian besar penduduk akan tinggal di kota.

BACA JUGA: Bersilaturahmi dengan Indolink, Eri Cahyadi Bicara Toleransi dan Radikalisme di Surabaya

Kota harus menyiapkan diri untuk membenahi transportasi publik, ketahanan pangan, permukiman, dan penciptaan lapangan kerja dalam skala yang lebih besar.

“Bappenas menyatakan bahwa sebanyak 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di kota. Maka kota mulai saat ini harus menyiapkan diri. Jika tidak mulai sekarang disiapkan, kota bakal keteteran menghadapi ledakan penduduk di masa depan,” kata Eri saat Ngopi Bareng bersama Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Manyar di KunoKini Cafe & Resto di Jl. Raya Prapen No. 69, Panjang Jiwo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Sabtu (24/10) kemarin.

BACA JUGA: Cerita Istri Eri Cahyadi saat Berkunjung ke Kampung Masa Kecil Suaminya

Menurut Eri, beberapa hal yang harus segera disiapkan kota-kota besar ialah transportasi berbasis angkutan massal.

Tanpa itu, penduduk akan terus menggunakan transportasi pribadi yang akan membuat mobilitas penduduk menjadi tidak efisien.

BACA JUGA: Anak Menko Polhukam Mahfud MD Dipermainkan Seorang Pegawai Pelayanan Publik

Pertumbuhan kota akan terhambat dan ongkos hidup di kota menjadi mahal.

Selain itu, kata Eri Cahyadi, kota juga harus menyiapkan permukiman. Yakni dengan permukiman high rise di daerah tengah kota, low rise, bahkan landed di daerah pinggiran.

Jangan sampai pinggiran Kota Surabaya sudah banyak bangunan-bangunan high rise yang akan menciptakan sumbatan-sumbatan dalam mobilitas penduduk.

“Di situlah pengelolaan kota membutuhkan pendekatan teknokrasi. Makanya saya mengajak teman-teman sejati alumni ITS untuk ikut berkontribusi atau berkiprah di pemerintahan. Mari siapkan Kota Surabaya sebagai kota masa depan yang sejajar dengan kota-kota dunia dan itu tak bisa dilakukan dengan awur-awuran,” katanya.

Membangun kota dengan paradigma perencanaan yang matang, kata Eri Cahyadi, sudah dimulai sejak Kota Surabaya dipimpin Bambang D.H. dan Tri Rismaharini. Kebetulan, Risma adalah lulusan ITS juga.

"Pondasi kota masa depan di Surabaya sudah dibangun oleh senior-senior kita. Bu Risma sudah memberi pondasi city garden, paradigma yang sama seperti saat PM Lee Kuan Yew membangun Singapura. Bu Risma pula sudah menyiapkan skema ketahanan pangan warga kota melalui kampung-kampung hidroponik. Sekarang kebaikan ini harus dibawa ke dalam skala yang lebih tinggi lagi,” katanya.

Eri yang merupakan alumnus ITS angkatan 1999 menyatakan, alumni ITS harus bergerak bersama untuk mempertahankan kebaikan-kebaikan Kota Surabaya yang sudah dicapai selama periode Risma.

Tanpa kontribusi mereka, pembangunan Kota Surabaya tak akan berkelanjutan.

"Saya kalau berkumpul seperti ini teringat masa lalu ketika kuliah. Semoga yang dipersatukan oleh ITS, bisa terus bergotong-royong, bersama-sama memberikan sumbangsih untuk Surabaya. Mempertahankan kebaikan yang sudah dicapai Bu Risma untuk dibawa ke level selanjutnya,” ujar Eri.

Selain itu, Eri juga berpesan kepada alumni ITS Manyar untuk selalu menjadi teman sejati. Semangat perkawanan arek-arek ITS adalah semangat membangun Surabaya, dengan bidang keilmuan masing-masing.

“Alumni ITS sudah membuktikan kiprahnya di Kota Surabaya. Setiap kali melihat pembangunan kota, di situ ada kontribusi arek ITS. Sekarang tugas bersama untuk meneruskan kontribusi itu,” katanya. (*/adk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler