Niat Mulia KH. Embay Mulya Syarief untuk Memajukan Pendidikan Banten

Selasa, 30 Maret 2021 – 23:35 WIB
Tokoh Banten KH. Embay Mulya Syarief. Foto: source for JPNN

jpnn.com, BANTEN - Tokoh Banten KH. Embay Mulya Syarief sangat memerhatikan dunia pendidikan Indonesia.

Pria kelahiran Pandeglang, 4 Maret 1952 itu paham benar ada masa ketika warga Indonesia menghadapi saat-saat sulit demi mengenyam pendidikan layak. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Wasiat Terduga Teroris Makassar, Pesawat China Bakal Langsung Dirudal, Kisah Perempuan Bercadar

Terlebih warga yang tinggal di pelosok daerah termasuk di Banten yang jaraknya hanya puluhan kilometer dari pusat ibu kota negara.

Embay termasuk beruntung memiliki orang tua Syarif Hidayat dan Hindun yang sadar dengan arti penting menuntut ilmu sehingga senantiasa mendorongnya menimba ilmu setinggi mungkin.

BACA JUGA: Saatnya Memikirkan Ulang Pendidikan Pariwisata Kita

Tekad Embay dalam dunia pun tak perpatahkan. Dia selalu haus belajar dan memperkuat sekolah agamanya sejak tingkat dasar.

Embay lulus bersamaan dari SD N VI Serang dan Madrasah Ibtidaiyah pada 1965.

BACA JUGA: Organisasi Guru Dukung Pemerataan Pendidikan Lewat POP Kemendikbud

Dia kemudian melanjutkan ke SMPN I Serang dan Madrasah Tsanawiyah pada 1968.

Selanjutnya, Embay bersekolah di SMA I Serang hingga lulus pada 1971.

 

"Pesan orang tua terus terngiang-ngiang untuknya bahwa investasi di bidang ilmu pengetahuan menjadi dasar yang kuat untuk membangun dan mewujudkan cita-cita," kata Embay.

Menurutnya, bagi masyarakat Banten kala itu, pendidikan merupakan sebuah kemewahan sehingga ketika ada kesempatan untuk meneruskan kuliah, Embay justru makin bersemangat.

Sembari bekerja dia meneruskan pendidikan di Akademi Ilmu Administrasi Maulana Yusuf Banten hingga selesai pada 1978.

Embay dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan budaya Banten. Haji Syarif Hidayat, ayah dari Embay, sejak dahulu dikenal sebagai jawara atau pendekar dan pejuang kemerdekaan dari Ciomas.

Maka tidak heran, Haji Embay memiliki beberapa aliran pencak silat dari Cimande, Gagak Lumayung, Terumbu, dan Bandrong.

Haji Syarif juga memiliki hubungan dekat dengan Haji Chasan Shohib, salah satu jawara penting dan juga orang tua dari Ratu Atut Chosiyah.

Bahkan lantaran kedekatan itu pula Haji Embay pernah dipercaya oleh Chasan Shohib untuk bekerja dalam bisnis pertanian dan kontraktor infrastruktur.

Dalam perjalanan kariernya, jiwa kewirausahaan dan ketertarikan Embay pada sektor ekonomi dan bisnis terutama konstruksi makin besar.

Haji Embay merintis sebuah perusahaan konstruksi yang bernama PT Berkah Saputra.

Kegigihannya membawa perusahaan tersebut menerima banyak pekerjaan pembangunan konstruksi dari Krakatau Steel.

Seiring dengan perkembangan bisnisnya, Haji Embay juga aktif dalam berbagai organisasi usaha seperti KADIN Kabupaten Serang.

Pelebaran usaha bisnis pun dilakukan dengan masuk dalam perbankan syariah melalui pendirian Bank Syariah Baitul Muawanah.

Sejak saat itu, Haji Embay lebih banyak berperan sebagai komisaris beberapa perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan perbankan syariah.

Dia menikah dengan perempuan asal Banten bernama Munawwaroh dan memiliki 5 orang anak yakni, Yusuf Munawar, Aryadila, Meirina, Teguh, dan Ruli.

Aktif Berorganisasi

Di luar bisnisnya, pemikiran dan fokus Haji Embay pada dunia pendidikan tetap kuat.

Dia mewujudkan itu dalam kehidupan sosialnya saat berorganisasi. Salah satu fokusnya yaitu saat menjadi menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi PB Mathla'ul Anwar (PBMA).

Seiring itu, Embay juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan untuk mengedukasi masyarakat dan memuliakan pendidikan.

Beberapa catatan perjalanan berorganisasinya di antaranya Ketua Panitia Persiapan Penerapan Syariat Islam Indonesia Banten (P3SIB), Sekjen Majelis Musyawarah Masyarakat Banten (M3B), dan Ketua GP Farmasi Provinsi Baten.

Dia juga pernah menjadi Ketua Kadin Kabupaten Serang, Komandan Gerakan Antikomunisme, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Serang, dan Ketua MUI bidang pengembangan ekonomi Islam Provinsi Banten.

Sebelumnya pada 1998, Haji Embay pernah menjabat Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Serang.

Perjalanan Haji Embay tak berhenti di situ. Sebagai sosok cendikiawan, dia kerap kali tampil di belakang layar bersama tokoh Banten lain seperti Aminudin Kiai Ibrahim.

Keduanya ikut memastikan pembentukan Provinsi Banten pada 1999. 

Dua tokoh itu meminta Presiden BJ Habibie datang ke Pandeglang dan mengharapkan restu untuk pembentukan Provinsi Banten, pembentukan universitas negeri, membentuk Kota Cilegon, dan kabupaten-kabupaten di Banten Selatan.

Haji Embay menyatakan dukungan politiknya kepada Habibie dengan mengirimkan jawara dan santri sebagai bagian dari pengamanan Swakarsa saat ada demonstrasi menolak Sidang Istimewa MPR RI pada 1999.

Secara eksplisit Haji Embay selalu menyampaikan keresahannya dalam politik uang yang dilakukan oleh politikus dalam mendapatkan kursi di DPRD. B

ahkan Haji Embay dijuluki “Jawara Putih” karena dia berada dalam barisan terdepan kelompok yang mengontrol pemerintahan di Banten.

Haji Embay memang lebih banyak bekerja politik di belakang layar.

"Seperti itulah layaknya seorang pemulia pendidikan sejati," tuturnya.

Dia pernah membantu pemenangan Ahmad Taufik Nuriman sebagai Bupati Serang dalam Pilkada 2005 dan mendukung Taufiequrachman Ruki dalam pemilu DPD pada 2009.

Dia juga secara terang-terangan telah menolak tawaran berbagai partai politik untuk maju sebagai kandidat di pilkada.

Namun, dia tak kuasa menolak tawaran Rano Karno dalam mendampingi beliau di Pilkada Banten 2017.

Saat ini dia tetap aktif sebagai Anggota Majelis Amanah Mathla'ul Anwar (2015-2020) dan terus berkhidmat di organisasi tempatnya mengabdi selama bertahun-tahun sebelumnya itu.

Di luar semua itu, Embay tetap dengan paradigma terkuatnya bahwa pendidikan adalah satu hal yang harus diinvestasikan bangsa ini bagi generasi penerusnya.

"Pendidikan menjadi kunci untuk membuka peluang kemajuan dan membawa bangsa ini keluar dari kegelapan, minnadzulumati ilan nur, dari kegelapan menuju cahaya," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler