Nih, Kejutan-kejutan Berpotensi Muncul di Pilpres 2019

Minggu, 18 Februari 2018 – 00:05 WIB
Baliho Muhaimin Iskandar Next Wapres tampak dari jalan tol menuju Bandara Soekarno - Hatta. Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe memprediksi, Pilpres 2019 mendatang bakal diwarnai sejumlah kejutan.

Bisa jadi nama-nama pasangan yang muncul sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, kombinasi dari tokoh oposisi dengan ketua umum partai yang selama ini mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

BACA JUGA: AHY: Muka Ketemu Muka, Hati Ketemu Hati

Misalnya, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden.

"Politik sampai saat ini sangat dinamis. Saya memperkirakan bakal ada kejutan-kejutan di Pilpres 2019 mendatang. Misalnya, Prabowo berpasangan cengan Cak Imin (panggilan akrab Muhaimin Iskandar,red)," ujar Ramses kepada JPNN, Sabtu (17/2).

BACA JUGA: Tak Mungkin Prabowo Mau jadi Wakil Jokowi di Pilpres 2019

Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini juga memperkirakan, bisa saja nanti yang maju berpasangan adalah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Rames mengakui, keduanya memang bukan tokoh partai. Namun peluang tetap terbuka, karena bukan tidak mungkin Anies dinilai sebagai representasi kemenangan umat Islam di Pilkada DKI Jakarta.

BACA JUGA: Masa Prabowo Subianto Tak Maju di Pilpres 2019?

Sementara Gatot, diketahui juga sangat dekat dengan umat Islam dalam beberapa waktu terakhir.

"Kejutannya bisa juga yang maju berpasangan itu Gatot dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Semua peluang mungkin terjadi, tapi analisa saya bukan Habib Rizieq (Imam Besar Front Pembela Islam diusung jadi calon presiden,red)," ucapnya.

Saat ditanya apa yang mendasari analisa tersebut, pengajar di Universitas Mercu Buana ini hanya mengatakan, memilih presiden bukan sekadar memilih kepala suku.

Tapi kepala negara di negara yang begitu besar. Karena itu, berbagai pertimbangan bakal menjadi acuan untuk menentukan pilihan.

"Dalam konteks memilih kepala negara, saya kira respons masyarakat luas juga menjadi pertimbangan khusus bagi partai-partai partai pengusung," pungkas Ramses.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Priittt... Ada Kartu Hijau dari Nahdiyin untuk Cak Imin


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler