jpnn.com - JAKARTA – Nikmatilah gerhana matahari total (GMT) pagi ini. Sebab, pemandangan siang yang berubah menjadi gelap seakan malam itu membutuhkan waktu cukup lama terulang lagi di Indonesia.
Dari perhitungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), setelah pagi ini, gerhana matahari total baru bisa terlihat lagi di Indonesia pada 20 April 2023 atau tujuh tahun lagi.
BACA JUGA: Meluber di Pantai Sejak Subuh Menanti GMT
Kepala Lapan Thomas Djamaludin mengatakan, GMT bergerak dinamis. Artinya, tidak ada lintasan gerhana yang sama. Oleh sebab itu, setiap fenomena alam tersebut terjadi, sangat disayangkan kalau terlewat.
’’Setiap gerhana punya jalur tersendiri dan semua khas dengan jalur tertentu. Jadi, yang terjadi besok (pagi ini) mari kita amati dan nikmati,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Sembilan Kali Berburu Gerhana, Langsung Jatuh Cinta Indonesia
Thomas menyebutkan, gerhana matahari pada 2023 hanya akan melintasi Maluku dan Papua Barat. Jadi, upaya melihat langsung pada 2023 bakal lebih berat jika dibandingkan pada 2016.
Sebab, cakupan wilayahnya jauh lebih sedikit. ”Selain cakupan wilayah yang lebih sempit, durasi gerhana matahari totalnya lebih singkat,” ungkap Thomas.
BACA JUGA: Fadli Zon Tuding Kejaksaan dan Kepolisian Belum Maksimal
Durasi gerhana matahari total pagi ini rata-rata mencapai 3 menit 19 detik. Sementara itu, pada 2023, durasinya hanya mencapai 1 menit 50 detik.
BACA: MENGEJUTKAN! Dua Gerhana Matahari pada Tanggal yang Sama
”Tentu ini membuat gerhana matahari total 9 Maret 2016 lebih disarankan untuk diamati daripada menunggu tujuh tahun mendatang,” tambah Thomas. (dim/wan/aph/c6/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Tersangka Kondensat Masih di Luar Negeri, Ini Jurus Polisi
Redaktur : Tim Redaksi