jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama dinilai memiliki dua sikap yang kontras dalam isu penataan kota. Di satu sisi, gubernur yang akrab disapa Ahok ini sangat tegas ketika berhadapan dengan warga pemukiman kumuh seperti Kampung Pulo, Kalijodo dan Luar Batang.
Namun di sisi lain, dia seakan menjadi seorang penurut ketika berurusan dengan perusahaan pengembang kelas kakap. Masalah reklamasi Pantai Utara Jakarta jadi contohnya.
BACA JUGA: Bukannya Ngomong, Sanusi Malah Umbar Senyum
"Sikap ini agak disesalkan. Kita lihat, saat menggusur Kampung Pulo, Kalijolo, dan Luar Batang, Pak Gubernur begitu kelihatan tegasnya. Tapi, saat berhadapan dengan pengembang besar, seolah-olah ikut saja. Seolah-olah ada keberpihakan ke pengembang-pengembang itu," kata pemerhati perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (5/4).
Nirwono menduga, sikap baik Ahok ke para pengembang itu adalah dampak dari banyaknya program di DKI yang didanai oleh CSR alias sumbangan perusahaan. Program pembangunan taman ramah anak, penataan taman kota, penataan waduk, pengecetan kursi, penyediaan fasilitas di rusun, sampai pengadaan bus, banyak didanai oleh CSR. Kebanyakan, CSR itu berasal dari perusahaan pengembang.
BACA JUGA: Ahok Masuk Dalam Daftar Panggil KPK
"Dengan kondisi ini, tentu mengakibatkan ada rasa kagok untuk mengkritisi pengembang itu. Apalagi untuk menghentikan proyek mereka," terangnya. (rmol/dil/jpnn)
BACA JUGA: Astaga, Kijang LGX Terjun dari Parkiran RS MMC
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Terjun Bebas dari Lantai 3, Duh... Bibir Sang Sopirnya Itu Loh..
Redaktur : Tim Redaksi