Nilai Tukar Rupiah Hari ini Melemah Lagi, Bukan karena Demo Mahasiswa

Kamis, 26 September 2019 – 19:33 WIB
Rupiah di antara dolar AS (USD) dan lira Turki (TRY). Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah per hari ini, Kamis (26/9), terus menunjukkan tren pelemahan. Namun, pelemahan rupiah bukan didorong kondisi politik yang panas pascademo mahasiswa di DPR RI, melainkan sentimen menjelang rilis data final pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup melemah 13 poin atau 0,1 persen menjadi Rp 14.165 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.152 per dolar AS.

BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Makin Buruk, Jangan Bandingkan dengan 98

"Dalam perdagangan hari ini rupiah ditutup melemah dari penutupan sebelumnya akibat data eksternal, tetapi internal ikut membantu sehingga melemah tipis," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Pasar akan menantikan rilis data penting dari AS yaitu angka final pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019. Di tengah isu resesi yang semakin mengemuka, data pertumbuhan ekonomi AS tentu sangat dinanti.

BACA JUGA: 1 Mahasiswa Tewas saat Demo di Kantor DPRD Sultra, Namanya Randi

"Investor pasti ingin mengetahui seberapa kuat ekonomi AS dan seberapa dekat Negeri Adidaya itu dengan resesi," ujar Ibrahim.

Dari eksternal lainnya, Presiden AS Donald Trump kembali melakukan tebar pesona. Trump mengungkapkan proses dialog Washington-Beijing berjalan mulus. Bahkan ia sudah berani sesumbar bahwa kesepakatan damai dagang bisa segera terwujud.

Komentar Trump tersebut disampaikan hanya satu hari setelah dia menuduh China mencuri kekayaan intelektual dan rahasia dagang AS yang sempat meredam optimisme untuk pemulihan hubungan jangka pendek antara kedua negara ketika pembicaraan antara negosiator perdagangan dilanjutkan dalam waktu dua minggu.

Dari internal, Bank Indonesia terus melakukan intervensi untuk menstabilkan mata uang rupiah dengan menjaga stabilitas di pasar uang, valas dan obligasi melalui perdagangan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

BI juga telah menggelontorkan sejumlah pelonggaran kebijakan moneter,dan menempuh sejumlah langkah bauran kebijakan untuk mengakomodir hal tersebut.

Di lain pihak, lanjut Ibrahim, pemerintah terus memantau perkembangan yang terjadi saat ini dan menurutnya hal itu merupakan suatu keharusan agar pertumbuhan ekonomi terus berkembang dan berkelanjutan sehingga stabilitas ekonomi dari sisi fundamental akan terus terjaga.

"Kondisi makro ekonomi yang mengendalikan sentimen dari berbagai sektor. Intinya fondasi ekonominya harus kuat dan pemerintah terus berkomunikasi dengan pelaku usaha mengenai Indonesia yang stabil dan tetap terkelola dengan baik," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp 14.150 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.150 per dolar AS hingga Rp 14.165 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.162 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.134 per dolar AS. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler