jpnn.com, JAKARTA - NISSAN yang merupakan produsen otomotif multinasional asal Jepang membantah kabar mengenai mereka akan menjual sahamnya di Mitsubishi Motors.
Dalam pernyataan resminya, Nissan mengatakan perusahaan ini tidak punya rencana untuk mengubah struktur permodalan dengan Mitsubishi apalagi menjualnya.
BACA JUGA: Nissan Setop Produksi X-Trail?
" Baru-baru ini, ada laporan media internasional yang spekulatif mengenai hubungan modal Nissan dengan Mitsubishi Motors," kata Nissan dalam pernyataan resminya, dikutip Rabu.
" Bertentangan dengan pernyataan di artikel, tidak ada rencana untuk mengubah struktur permodalan dengan Mitsubishi," jelas Nissan.
BACA JUGA: Resmi, Nissan tak Punya Pabrik Lagi di Indonesia
Menurut perusahaan ini, seperti halnya "Nissan NEXT", Nissan memahami Mitsubishi Motors sedang mengerjakan rencana transformasi bisnis “Small but Beautiful” (“Kecil tapi Cantik”) yang diumumkan pada bulan Juli.
Setiap mitra Aliansi (Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance) harus fokus pada kompetensi intinya dan memaksimalkan penggunaan aset masing-masing untuk mencapai rencana jangka menengahnya.
BACA JUGA: Komunitas Meriahkan Booth Mitsubishi Motors di IIMS 2019
Prinsip dasar Aliansi adalah bekerja sama di area yang saling menguntungkan, untuk kesuksesan merek dan strategi pertumbuhan masing-masing mitra.
Skema pemimpin/pengikut yang diumumkan pada bulan Mei didasarkan pada prinsip ini, dan meningkatkan efisiensi pengembangan produk dan teknologi.
Kasus Carlos Ghosn
Pada 13 November yang lalu, Pengadilan Distrik Yokohama mengadakan sidang pertama atas gugatan perdata yang diajukan Nissan Motor Co Ltd terhadap Carlos Ghosn, mantan bos Nissan.
Nissan melakukan penyelidikan internal kuat dan menyeluruh yang mencakup pengacara eksternal.
" Penyelidikan menyimpulkan Ghosn dengan sengaja melakukan pelanggaran serius," kata Nissan.
Tindakan hukum yang dimulai hari ini merupakan bagian dari kebijakan Nissan untuk meminta pertanggungjawaban Ghosn atas kerugian finansial yang ditimbulkan oleh perusahaan karena kesalahan tersebut.
Perusahaan berpendapat fakta seputar pelanggaran akan diperlihatkan selama proses pengadilan dan hukum akan mengambil jalannya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany