jpnn.com, JAKARTA TIMUR - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid turut menghadiri acara menonton bareng alias nobar pagelaran wayang kulit memperingati Milad ke II Komunitas Wayang Nusantara (KWN) sekaligus HUT ke-495 Jakarta, Sabtu (15/7).
Pertunjukan yang berlangsung di lapangan Balai Kota Jakarta Timur itu menghadirkan dalang milenial Ki Totok Asmoro dkk dengan lakon 'Bimo Bangkit.
BACA JUGA: Bicara di Acara NGOPI, HNW Ungkap Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam di Indonesia
Politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dalam sambutannya sebelum pentas wayang dimulai mengungkapkan sejak kecil di kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah, sudah dibiasakan menonton wayang.
“Sampai malam hingga menikmati Goro-Goro di mana para punakawan, seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong menghibur para penonton," kenang HNW yang akrab disapa.
BACA JUGA: Terima Pimpinan PPMI Mesir, HNW: Perlu Disiapkan SDM Berwawasan Luas
Alumni Pondok Pesantren Gontor itu menyampaikan apresiasi dan selamat kepada KWN dan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) yang terus bersemangat dan berjuang untuk melanjutkan dan melestarikan wayang sebagai budaya bangsa yang adiluhung, mengharumkan nama Indonesia hingga diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia.
Dia menilai sekalipun di tengah arus globalisasi, bangsa Indonesia masih berkomitmen menjaga dan melestarikan wayang kulit sebagai budaya unggulan.
Hal ini dibuktikan dengan hadirnya dalang-dalang dari generasi milenial, dan banyaknya anak-anak yang ikut menyaksikan pagelaran wayang kulit.
“Ini semua patut didukung, apalagi banyaknya generasi milenial yang bukan hanya menggemari, tetapi bahkan menjadi dalang dalam pertunjukan wayang kulit. Ini menunjukkan generasi muda ternyata tidak putus dengan budaya bangsanya. AlhamdulilLlah,” ucapnya.
Pagelaran wayang kulit malam itu dikatakan HNW sebagai bukti untuk menegaskan kembali komitmen mewujudkan cita-cita Presiden Soekarno dengan gotong royongnya agar menjadi inspirasi dan berkontribusi menghadirkan Indonesia jaya raya, makmur berdaulat dan bermartabat.
Menurut HNW, cita-cita tersebut dikatakan bisa tercapai karena bangsa Indonesia mempunyai pegangan yang kokoh dan kuat, yaitu kecintaan pada kebudayaan bangsa seperti wayang.
“Warisan budaya bangsa yang diakui oleh UNESCO ini penuh dengan prinsip-prinsip ajaran positif kehidupan untuk hadirkan keutamaan," terangnya.
Lakon Bimo Bangkit menurut alumni Universitas Madinah Arab Saudi itu disebut sangat mengena dengan kondisi saat ini.
“Lakon Bimo Bangkit itu menginspirasi dan mengajak kepada kita semua untuk berkontribusi dan berkolaborasi bangkit dari dampak-dampak Covid-19 maupun dari kondisi lainnya untuk segera bisa menghadirkan cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa dan negara,” harapnya.
HNW menyampaikan di tahun politik seperti sekarang ini, pesan dan spirit dari lakon Bimo Bangkit diharap terus diperkuat, disosialisasikan, serta disebarluaskan dan bahkan dijadikan pegangan bagi para pemimpin bangsa, politisi, termasuk rakyat.
HNW berharap acara malam itu dapat diresapi rakyat Indonesia sehingga mereka ikut berperan serta membangkitkan negeri ini.
“Dengan pagelaran wayang saat bangsa menyongsong Pemilu, diharapkan juga mampu menghadirkan dan menguatkan situasi dan laku politik yang berkebudayaan, agar hadir juga hasil Pemilu yang berbudaya luhur," ujarnya.
Dia menambahkan pagelaran wayang kulit menjadi salah satu metode MPR dalam Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Metode seperti ini akan saya usulkan agar kembali dapat dilakukan, sehingga bisa menguatkan kesatupaduan warga bangsa, menjalankan kehidupan bernegara dengan mengapresiasi dan melestarikan budaya bangsa," harap HNW. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi