Noordin Diduga Pakai Cadar

Densus 88 Gunakan Teknik Tandan Pisang

Rabu, 29 Juli 2009 – 06:50 WIB

JAKARTA - Polisi mengklaim perkembangan penyidikan kasus bom Jumat berdarah semakin cerahTapi, korps bersemboyan Rastra Sewakotama itu sengaja pelit pernyataan

BACA JUGA: Komnas Anggap KPU Langgar HAM

Itu karena mereka ingin langsung menangkap gembong utama Noordin Moh Top sekaligus kaki tangannya

   
"Informasi apapun dari masyarakat soal Noordin akan berguna," ujar Kadivhumas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna pada wartawan di Mabes Polri, Selasa ( 28/07)

BACA JUGA: Maruto Bukan Mahasiswa Menonjol

Nanan menolak memberikan informasi terbaru terkait perkembangan pengejaran
"Jangan lupa, mereka punya teknik, mereka juga nonton tivi dan baca koran," kata mantan Kapolda Sumatera Utara itu

BACA JUGA: Intervensi Politik di BUMN Perlu Dipagari UU


   
Sumber kredibel  Jawa Pos di lingkungan Mabes Polri menjelaskan, pengejaran memang fokus pada Noordin"Dia tertangkap, Insya Alloh semua selesai," kata perwira menengah itu

Langkah polisi menyusuri fakta-fakta yang muncul di tkp benar-benar membawa petunjuk"Istilah back to basic atau kembali ke temuan tkp itu dalam kasus ini sangat membantu.Kita bukan berangkat dari dugaan-dugaan," katanya

Salah satu fakta yang ditemukan adalah rangkaian bom yang identik dengan bom milik kelompok NoordinSerpihan melamin yang ditemukan di ground zero (titik ledak) JW Marriott juga semakin menunjukkan bahwa bom berdaya ledak rendah itu menggunakan Tupperware yang dimodifikasi"Itu rangkaian ala Palembang," katanya merujuk temuan Densus 88 pada penggerebegan Oktober 2008 di kota empek-empek itu.
   
Sekarang, tim pengejar, yakni Detasemen Khusus 88 Mabes Polri dibantu sebagian anggota Satgas Bom masih fokus di Jawa Tengah"Pakai teknik tandan pisangYakni ada tim utama yang  mengkomando pengejaran dan ada tim-tim berupa unit-unit kecil yang menyebar di sekitar tim pokok itu," katanya sembari menolak menyebut total jumlah personel yang dilibatkan"Anda mau teroris menyiapkan senjata lebih?" kilah sumber itu
   
Menurut sumber itu, Noordin licin karena kemampuan persuasi lisan yang sangat kuat"Kami menduga teknik lama digunakan, yakni menyamar sebagai wanita menggunakan burqah atau cadar," katanyaTeknik burqah itu juga diduga digunakan Noordin usai penggerebegan Wonosobo yang gagal pada April 2006
   
Bagaimana dengan nama-nama lain, seperti Ibrahim dan Nur Sahid? Menurut sumber itu, mereka tetap diburu oleh aparat Densus 88 di level Polda"Jangan lupa Densus 88  tak hanya di Mabes Polri, ada juga di Polda-Polda," katanya
   
Sedangkan aparat berlambang burung hantu di Mabes Polri sedang menajamkan mata mencari buron utama asal Malaysia ituPada Januari sampai Maret 2009 Noordin sempat terdeteksi di Makassar, Sulawesi Selatan.  Lalu April  hingga  Juni 2009 di Cilacap, Jawa Tengah.
   
Kok tidak ditangkap? "Terdeteksi itu artinya ada laporan pergerakanKita punya informanDi lapangan bukan berarti semua informasi bisa langsung dieksekusi, ada mekanisme pengecekan," kata sumber itu.
   
Dari informasi yang dihimpun koran ini, tim utama Densus 88 masih berada di Banyumas, Jawa Tengah  atau lebih dikenal sebagai posko hotel Arya GunaDua tim kecil  ke Kendal , Jawa TengahDi daerah Boja, Kendal, Nur Sahid dan Maruto yang diduga tahu tentang Noordin sempat terpantau radar polisi pada 2007"Noordin lincahBisa saja dia memakai teknik kembali ke tkp lama agar mengaburkan jejak,kita tak mau kecolongan," kata sumber itu. 
    
Lalu, dua tim di Cilacap, Jawa TengahTepatnya di daerah Binangun, lokasi terakhir mertua Noordin Baridin (buron) dan Saefuddin Zuhri yang tertangkapDua orang ini diduga lapis utama Noordin.
    
Satu tim masih di JogjakartaMereka mengawasi  daerah Kumendaman SosrowijayanBaridin pernah punya rumah disitu"Ada sebuah pondok pesantren di Sleman yang juga dipantau," kata sumber itu.
    
Lalu satu tim di Boyolali, Jawa TengahMereka memonitor daerah sekitar Simo, lokasi yang diduga sebagai jalur transit bahan peledak untuk bahan pembuatan bom Jakarta 17 Juli lalu.
    
Tim  lain bergeser di MalangMereka menyisir daerah Batu, lokasi Hendrawan alias Husaini Ismail warga Singapura pernah tinggal selama lima tahun, Noordin diduga pernah minta bantuan finansial pada Hendrawan"Husaini mengakui pernah bertemu Noordin," kata sumber itu
    
Meski ada yang mobile ke Malang,  jalur "pisang tandan" Densus 88 tetap fokus di Jawa Tengah"Lokasinya memang sangat memudahkan untuk berlari tanpa jejak, di sekitar Baturaden kaki Gunung Slamet misalnya, ada vilka-vila murah yang bisa disewa tanpa identitas," kata sumber itu
    
Soal Jateng "DIY sebagai basis pergerakan teroris itu juga diakui oleh Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro Brigjen TNI Langgeng Sulistiyono"Kultur masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi yang masih rendah di beberapa wilayah di kedua daerah itu, menjadikan mereka mudah dipengaruhi oleh paham-paham yang diajarkan para teroris," ujar Langgeng saat ditemui di sela-sela seminar nasional PPSA XVI Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
    
Langgeng mengatakan, orang-orang yang dicurigai sebagai aktor beberapa aksi teror di Indonesia, telah lama berada di Jawa Tengah dan sekitarnya, dan mereka membangun sel-sel baru setiap saatMereka, lanjut Langgeng, bahkan kini tidak hanya menyasar masyarakat dengan tingkat pendidikan dan penghasilan rendah.
    
"Mereka bahkan telah menyusup dan mempengaruhi para pemuda, mahasiswa di kampus-kampusDan mereka sangat tekun dan sabar untuk mempengaruhi para pemuda dan mahasiswa tersebut, dan sebagian berhasil,?ujar Langgeng
    
Jenderal bintang satu itu mengatakan, teroris diduga membangun jaringan di DIY dan Jateng"Tetapi mereka beroperasi di luar daerah ituDengan tetap membangun jaringan pula di daerah lainNamun, para aktor teror itu masih memilih DIY dan Jateng jadi pusat kegiatan mereka," katanyaHal tersebut sudah disampaikan kepada pimpinan daerah bersangkutan agar benar-benar mewaspadai dan menyadarkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh"Kita sosialisasi sampai tingkat RT," ujarnya
    
Kepala Desk Anti Teror Menkopolhukam Ansyad Mbai mengakui jejak Noordin benar-benar licin"Dia musuh yang sangat berbahaya bagi kedaulatan IndonesiaDia musuh rakyat," kata mantan Kapolda Sumatera Utara itu
    
Dari data yang dihimpun koran ini, sejak keluar dari Kamp Hudaibiyah Moro, Filipina pada 1998 lalu dan masuk Ternate, Noordin tak pernah bisa ditangkap aparatKetika ke Jawa pada akhir 1999 lalu dan dilanjut dengan memimpin serangkaian pemboman Gereja di Sumatera, nama Noordin masih belum menjadi target utamaPun ketika gelombang penangkapan pasca Bom Bali I pada 2002, meski namanya telah masuk dalam daftar pencarian orang, Noordin belumlah menjadi TO (target operasi) utama
   
"Peran Noordin di Bom Bali I memang tak signifikanPerannya hanyalah mengantarkan Azahari, dosennya, ke Tenggulun," ucap seorang anggota senior JI kepada Jawa PosLebih dari itu tidakKarena ilmu merakit bom Noordin masih kalah jauh dengan anggota-anggota lainnya"Kemampuan utamanya bukanlah militerTapi penanaman dan persuasi ideologis," tambah ustad senior ini
   
Selepas penangkapan sejumlah tokoh utama JI itulah, peran Noordin menjadi vital dalam gerakan faksi sempalan JI garis kerasIni tak lepas dari DrAzahariSetelah Ali Ghufron, Imam Samudera, Ali Imron, dan sejumlah nama tenar lainnya tertangkap, praktis yang "tertinggi" ilmu merakit bomnya adalah DrAzahari.
   
Duet maut dosen-mahasiswa asal Malaysia, DrAzahari-Noordin Mohd Top ini kemudian menjadi momokKeduanya pernah nyaris ditangkap di sebuah pasar di Bogor pada 2002 lalu, tapi kemudian lolos karena dua-duanya mengenakan rompi bom"Bila ditangkap serampangan, kami khawatir keduanya meledakkan bomnya dan banyak korban yang berjatuhan," ucap seorang petugas yang saat itu menangani kasus tersebut
    
Tak lama kemudian, polisi menggerebek sebuah rumah kontrakan di dekat kawasan Unisba, BandungNamun, polisi hanya menangkap anginKarena duet bomber Malaysia tersebut baru beberapa jam sebelumnya telah keluarDiduga untuk lebih mengamankan, DrAzahari dan Noordin sengaja memisahkan diri, meski tetap erat berkomunikasi.
   
Jejak Noordin pernah terlacak di Medan, sekitar awal 2003Ketika itu, polisi juga menangkap Tomi Togar dan Sardona Siliwangi, kedua anggota JI yang terlibat perampokan toko emas untuk pembiayaan aksi terornyaNamun, lagi-lagi polisi menangkap anginKedua anggota JI itu ditangkap, tapi Noordin lolosDuet keduanya kemudian menghasilkan serangan Bom Marriott I pada 2003 dan Kedutaan Australia pada 2004Keduanya diyakini bergerak terus berpindah-pindahMulai dari kawasan Wonosobo, Boyolali, Serang, Cilacap, hingga kemudian masuk ke Jawa Timur pasca serangan Bom di Kedutaan AustraliaBuktinya, Noordin sempat menikahi Munfiatun, wanita asal Bangil, yang kemudian sempat dihukum
    
Lama tak terlacak, polisi kemudian mendapati jejaknya di kawasan SurabayaDipercaya bergabung dengan Azahari, pada 2005 Noordin kemudian bersembunyi di sejumlah rumah di kawasan Tambakasri, Sidotopo Lor, Kedinding, dan Pulo WonokromoTak sekedar bersembunyi, tapi juga menyiapkan serangan bom dan mengirim sejumlah bahan peledak ke PosoTapi seperti biasa, polisi terlambatBukan hanya beberapa jam seperti di Unisba, tetapi malah beberapa hariDi Surabaya, polisi sempat tersandung masalahIni setelah Syaifudin Umar alias Abu Fida, warga Sidotopo yang diduga pernah menyembunyikan keduanya dan diamankan, tiba-tiba pulang dalam kondisi "setengah gila" dengan baju acak-acakan di RSU drSoetomo
    
Karena tak aman lagi di Surabaya, duet tersebut kemudian pindah dan memisahkan diriAzahari pindah ke Batu (dan kemudian ditembak mati pada November 2005 lalu), sementara Noordin pergi ke SemarangDi Ngawi, lagi-lagi Noordin sempat menikahNoordin nyaris tertangkap sesaat setelah Azahari ditembak.
    
Ini setelah polisi mengejar dan nyaris menangkap Teddy alias Mubarok, tangan kanan sekaligus kurir lapis terakhirnya di Simpang LimaApa lacur, Teddy meloloskan diri setelah terjadi baku tembak antara keduanya
    
Pada Maret 2006, jejak Noordin terlacak di Wonosobo, Jawa TengahPolisi kemudian menggerebek sebuah rumah, dan menewaskan Abdul Hadi dan Jabir, dua tangan kanan NoordinAbdul Hadi adalah perencana Bom Kedutaan Australia sementara Jabir adalah ahli bom binaan langsung almarhum DrAzahariTapi, Noordin lagi-lagi lolosDiduga kuat, dari pelacakan jejak, Noordin lari ke arah PurwokertoSejak itu, seiring tak pernah ada serangan bom lagi, jejak Noordin pun semakin sulit dilacakSecara samar-samar, pada awal 2007, Noordin diperkirakan berada di Palembang"Ini yang membingungkan kamiBagaimana dia (Noordin, Red) bisa menyeberang ke Sumatera," kata sumber tersebut
    
Jejaknya baru terendus lagi pada pertengahan 2008 laluKetika itu, polisi mengintai sebuah kelompok baru di Palembang yang "rajin" merakit bomAkhirnya kelompok pimpinan Abdurrahman Thaib tersebut digerebek pada November 2008 lalu"Sebenarnya kami mendapat informasi Noordin akan ke rumah ituNamun, karena bom yang dibuat sudah sangat banyak, kami langsung menggerebeknya," tambahnyaPetugas takut bila tak segera menggerebek, bom-bom tersebut sudah beredar ke mana-mana.
    
Untunglah, Densus 88 bisa meringkus Kasiman Marindra alias Usamah alias Abu Zar alias Salim alias Udin pada 9 Mei 2009Dari Kasiman itu, nama Saefuddin Zuhri munculSaat diringkus tanpa perlawanan 21 Juni lalu, Saefuddin menyebut nama Baridin
    
Tapi yang dituding tamnpaknya sudah peka akan tertangkapDia lari bersama sang menantu yang diduga Noordin M Top.  Saat ini anak Baridin masih diperiksa polisiDari pengakuan wanita beranak dua itu, polisi berharap ada data-data baru
    
Pengacara Arina Rahmah, Asluddin Hadjani, mengatakan bahwa hari ini adalah tenggat waktu bagi polisi menahan Arina Rahmah, wanita yang dianggap istri Noordin M TopDia berharap polisi segera memastikan status Arina"Berdasarkan Undang-Undang Antiteror, besok (hari ini, Red.) adalah batas waktu bagi polisi menahan ArinaKarena sudah 7 x 24 jamKalau Arina yang putri Baridin (juga buron) itu terbukti tidak terlibat, polisi harus segera melepaskannya," kata Asluddin saat dihubungi Jawa Pos di Jakarta tadi malam.
    
Hingga kemarin, kata Asluddin, Arina masih dimintai keterangan mengenai Ade Abdul Halim, suaminya yang diduga Noordin M TopArina sendiri saat disodori foto buron paling dicari Densus 88 itu oleh polisi, mengakui sangat mirip dengan suaminyaPolisi juga mengorek informasi mengenai kebiasaan dan aktivitas Ade Abdul Halim saat hidup bersama Arina. 
    
Meski begitu, Asluddin mengatakan bahwa kesaksian Arina tidak menjamin bahwa suami Arina adalah Noordin M TopMenurut dia, masih terlalu dini untuk menyatakan itu
    
Asludin mengatakan, semua kesaksian Arina itu disampaikan kepada polisi dalam kapasitas Arina sebagai saksiNah, apabila hari ini tidak ada kepastian status keterlibatan Arina, polisi harus melepaskannyaApalagi, kata Asluddin, Arina tidak memiliki keterlibatan dalam kasus tersebutSebab, Arina tidak dengan sadar dan ada niatan untuk menyembunyikan Noordin M Top
    
"Dia tidak tahu kalau lelaki yang dia kawini itu NoordinYang dia tahu dia kawin dengan Ade Abdul HalimDia juga tidak pernah tahu siapa suaminya kecuali bahwa dia mengaku bekerja di sebuah pesantren di Makassar," katanyaJika sang suami sedang berada di luar Cilacap, dia tak pernah menghubungi menggunakan telepon genggam"Hanya kirim surat lewat Baridin," kata Asludin. 
    
Yang paling tahu siapa suami Arina, kata Asluddin, adalah BaridinSebab, dia adalah orang yang menjodohkan ArinaSemua informasi dan keterangan detail tentang Ade Abdul Halim ada pada Baridin yang ayah Arina ituDia kini ikut menghilang"Itupun belum tentu Baridin tahu bahwa Ade adalah Noordin," katanya
    
Asluddin juga pengacara yang ikut mendampingi Saefuddin ZuhriKata dia, pemeriksaan terhadap Saifuddin hampir rampungSaat ini, pemeriksaan terhadap lelaki yang ditangkap di Cilacap pada Juni lalu itu hampir rampungTinggal melengkapi kesaksian pendukung dari pihak lain"Pemeriksaannya masih mengenai bom yang di PalembangSudah hampir selesai," ujarnya.(rdl/ano/aga)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemukul Demonstran di KPK Sudah Ditahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler