jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan kabar terbaru tentang Konflik di Suriah nampak semakin memprihatinkan. Setelah beberapa insiden yang menewaskan dan melukai ratusan orang lainnya, beberapa saat lalu kita dikejutkan dengan serangan gas beracun yang menewaskan sedikitnya 100 orang dan 400 orang luka-luka.
Serangan yang terjadi di Kota Kecil Khan Sheikhoun, Provinsi barat laut Idlib, Suriah ini menambah deretan pilu di wilayah konflik tersebut.
BACA JUGA: Begini Jawaban Calon Anggota Bawaslu Soal Deparpolisasi
Konflik dan kekerasan telah menjadi nyanyian lazim yang begitu nyaring terdengar di Suriah sejak 7 tahun terakhir ini. Jutaan orang telah menjadi korban, tewas, terluka dan kehilangan harapan hidup dengan mengungsi dan berharap belas kasih negara negara lain.
“Sungguh sebuah pemandangan yang tidak pantas dan di luar nalar akal sehat dan kemanusiaan kita,” kata Novanto, Rabu (5/4).
BACA JUGA: Komisi VI DPR: BUMN Merugi tapi Direksinya Kaya Raya
Apalagi, serangan beberapa saat yang lalu ini menggunakam senjata kimia yang notabene merupakan instrumen yang menjadi polemik beberapa dasawarsa belakangan ini. Senjata yang begitu cepat dan mudah memusnahkan warga secara massal dan sedikitpun tidak menyisakan prikemanusiaan.
Menurutnya, apa pun argumentasi politis di balik itu, kepentingan kemanusiaan telah kehilangan signifikansi bagi mereka yang melakukan aksi tersebut. Ratusan warga yang tewas dan terluka tidaklah sepadan dengan kepentingan apapun yang melatarbalakinya.
BACA JUGA: DPR Sambut Positif Informasi Seputar Calon Anggota BPK
“Karena itu, saya berharap seluruh pihak dan kepentingan yang sedang berkonflik dan berbenturan untuk menahan diri. Dunia Arab dan berbagai kepentingan di luarnya harus berekonsiliasi dan mendudukkan persoalan dengan baik demi kepentingan masa depan,” ujar Novanto yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Menurut Novanto, rekonsiliasi adalah sebuah upaya yang tidak lagi bisa ditawar-tawar dalam suasana dan kondisi Dunia Arab pasca Arab Spring. Di balik itu, berbagai komentar yang provokatif dengan tuduhan satu sama lain tentang siapa yang bertanggung jawab atas aksi-aksi kekerasan, harus dihentikan demi menjaga suasana yang lebih sejuk dan tenang.
Kejadian beberapa saat lalu tentu bukanlah awal dan akhir saat semua pihak yang berkonflik tidak mampu mendialogkan kepentingan, apalagi saat semua pihak tersebut saling "mengunci" kepentingan satu sama lain.
“Sebagai Ketua DPR RI, saya juga berharap diplomasi Indonesia yang saat ini berlangsung demi kepentingan perdamaian Dunia Arab dan sekitarnya, tidak pernah kendur. Kita bisa berada di garis terdepan untuk memberi solusi dan berperan aktif dalam usaha-usaha perdamaian,” katanya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendidikan dan Pelatihan Menuju Parlemen Modern
Redaktur : Tim Redaksi