jpnn.com - LONDON-- Badan Keamanan Amerika Serikat (NSA) menggunakan segala macam cara untuk merusak reputasi orang-orang yang dianggap radikal.
Salah satu cara yang digunakan dengan mempelajari kunjungan mereka yang disangka teroris ke situs-situs porno. Hal ini digunakan sebagai cara untuk merusak reputasinya.
BACA JUGA: PBB Vaksin Masal Korban Badai
Upaya NSA ini terkuak dari dokumen yang dibocorkan mantan analis badan itu, Edward Snowden. Dalam dokumen itu NSA menyadap enam orang muslim yang dinilai radikal, kemudian mengeksploitasinya dengan merusak kredibitas sasaran dengan tuduhan pencabulan online.
Kelompok lobi Privacy International menyebut langkah itu menakutkan. "Tanpa membicarakan individu tertentu, tentu tidak mengejutkan bila pemerintah Amerika menggunakan semua cara yang layak secara hukum untuk menekan langkah sasaran teroris yang berupaya membahayakan negara dan meradikalkan pihak lain untuk melakukan kekerasan," kata Shawn Turner, direktur urusan publik NSA kepada BBC (27/11).
BACA JUGA: Militan Bunuh Staf LSM Prancis
Privacy International menegaskan, kejadian ini bukan pertama kalinya NSA menggunakan informasi pribadi seseorang yang memiliki pandangan yang tidak sesuai dengan pemerintah dan informasi ini digunakan untuk mengeksploitasi dan merongrong reputasi korban.
Sementara itu, sebuah resolusi tentang hal privasi kabarnya akan diloloskan Majelis Umum PBB sebelum akhir tahun ini. Namun banyak kalangan menilai resolusi itu hanya simbolis dan tidak mengikat secara hukum. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Demo Mulai Ganggu Pemerintahan Thailand
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mal Ambruk, Perdana Menteri Latvia Mundur
Redaktur : Tim Redaksi