jpnn.com, MATARAM - Tahun 2025 mendatang NTB mematok target menjadi daerah dengan penduduk yang merupakan generasi emas. Untuk mencapai Generasi Emas 2025 tersebut, ditandatangani naskah kesepakatan bersama antara pemerintah provinsi (Pemprov) dengan pemerintah 10 kabupaten/kota di NTB.
Beberapa program yang akan dilakukan bersama kabupaten/kota untuk mencapai Generasi Emas 2025 adalah pendewasaan usia perkawinan (PUP), aksi seribu hari pertama kehidupan, percepatan pengembangan kabupaten/kota layak anak. Dilakukan juga upaya penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
BACA JUGA: Komitmen Bersama untuk Pendewasaan Usia Perkawinan
”Saya berharap pemkab dan pemkot bisa maksimal,” kata Wakil Gubernur NTB HM Amin.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB Hj Hartina mengatakan generasi emas penting untuk diciptakan demi memastikan kebangkitan NTB.
Beragam persoalan yang ada saat ini harus diselesaikan bersama. Misalnya terkait hak anak untuk pendidikan adalah tanggung jawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Ada lagi hak anak untuk kesehatan yang menjadi domain Dinas Kesehatan.Termasuk hak anak memperoleh akta kelahiran yang menjadi urusan Dinas Dukcapil.
BACA JUGA: Ikhtiar NTB Mencegah Pernikahan Usia Anak
”Tak bisa hanya satu saja,” kata Hartina.
Mendorong pendewasaan usia perkawinan, kata Hartina, penting untuk menciptakan generasi yang sehat serta keluarga yang baik. Hal itu juga bisa berdampak pada penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk angka perceraian.
”Jadi ini semua kita kerjakan simultan bersama-sama,” ujarnya.
Dia berharap setelah ada MoU antara pemprov dengan kabupaten/kota, akan dilanjutkan lagi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Misalnya membuat peraturan wali kota dan peraturan bupati. Termasuk juga mendorong kepala desa dan lurah untuk ikut bergerak.
”Makin banyak yang terlibat makin baik,” katanya. (jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi