NTN di Jatim Naik, Gubernur Khofifah Apresiasi Kinerja Nelayan dan Pelaku Usaha

Minggu, 15 Mei 2022 – 10:47 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau hasil tangkapan nelayan di Surabaya. Dia mengapresiasi kinerja para nelayan dan pelaku usaha atas kenaikan nilai tukar nelayan. Foto: Humas Pemprov Jatim

jpnn.com, SURABAYA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, nilai tukar nelayan (NTN) pada April 2022 naik 1,33 persen dan 6,16 persen secara year on year (yoy).

Angka NTN ini naik dari 103,32 pada Maret menjadi 104,70 pada April.

BACA JUGA: Gubernur Khofifah Tekankan Pendidikan Harus Mampu Membangun Karakter dan Peradaban

Di antara enam provinsi di Pulau Jawa yang menghitung NTN, dua mengalami kenaikan NTN.

Yakni, Jawa Timur yang naik 1,33 persen dan Banten naik 0,54 persen.

BACA JUGA: Soal Kasus Hepatitis Akut Bergejala Berat pada Anak, Khofifah Minta Warga Tidak Panik

Atas peningkatan ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kinerja nelayan dan pelaku usaha dalam sektor perikanan.

Terlebih, NTN Jatim tetap tumbuh di masa pandemi. Artinya, sektor perikanan tetap tumbuh positif signifikan sehingga mampu memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi rumah tangga.

BACA JUGA: Ada Suguhan Spesial dari Khofifah untuk Prabowo Subianto di H+2 Lebaran

“Sektor perikanan termasuk tiga besar komoditas ekspor Jatim. NTN juga positif, alhamdulillah naik 1,33 persen,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (15/5).

Menurut Khofifah, kenaikan NTN itu disebabkan indeks harga diterima nelayan naik 1,92 persen.

Persentase ini lebih tinggi daripada indeks harga yang dibayar nelayan yang naik 0,58 persen.

“Perkembangan NTN April 2022 dari Desember 2021 (tahun kalender) naik 2,03 persen. Lalu, perkembangan NTN April 2022 terhadap April 2021 naik 6,16 persen,” tuturnya.

Gubernur Khofifah menjelaskan, NTN menjadi indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli nelayan.

Selain itu, menunjukkan daya tukar dari produk perikanan tangkap dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi.

NTN melihat perbandingan indeks harga yang diterima nelayan (It) terhadap indeks harga yang dibayar nelayan (Ib).

“Perkembangan indeks harga yang diterima nelayan pada April 2022 terhadap Desember 2021 (tahun kalender) naik 3,56 persen. Perkembangan indeks harga yang diterima nelayan pada April 2022 terhadap April 2021 naik 8,60 persen,” jelasnya.

Dari indeks harga yang diterima nelayan (lt), sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan, antara lain, ikan layang, teri, tongkol, lobster, ikan selar, tenggiri, udang laut, ikan kembung, cakalang, dan kakap.

Komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah gurita, tuna, kerang, sembilang, ikan belanak, nila, bawal, dan ikan ekor kuning.

Indeks Harga yang dibayar oleh Nelayan (Ib) pada April 2022 naik 0,58 persen atau dari 109,86 menjadi 110,50 dibandingkan Maret 2022.

Sementara itu, indeks harga yang dibayar nelayan April 2022 terhadap Desember 2021 (tahun kalender) naik 1,50 persen.

“Perkembangan indeks harga yang dibayar nelayan April 2022 terhadap April 2021 (year on year) mengalami kenaikan 2,29 persen,” ujar Khofifah.

Dari indeks harga yang dibayar nelayan, sepuluh komoditas utama mengalami kenaikan terbesar.

Yakni, bensin, minyak goreng, solar, daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, kangkung, terung, oli/pelumas, dan bayam.

Komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, tomat sayur, mentimun, cabai hijau, kacang panjang, ikan belanak, ikan kembung, dan jahe.

Naiknya indeks harga yang dibayar nelayan, kata Gubernur Khoffiah, disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) 0,87 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,39 persen.

Kenaikan IKRT, lanjut Gubernur Khofifah, disebabkan naiknya indeks pada hampir semua subkelompok.

Yakni, kelompok transportasi naik 3,26 persen, kelompok pakaian dan alas kaki naik 1,34 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik 0,66 persen.

Selain itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 0,58 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,45 persen, dan kelompok kesehatan naik 0,32 persen.

“Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks,” tandas Gubernur Khofifah. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler