NTP Banten di Bawah Rata - Rata Nasional

Senin, 06 Mei 2019 – 10:19 WIB
NTP Banten pada April 2019 masih di bawah rata-rata nasional. Foto: Radar Banten.

jpnn.com, BANTEN - Badan Pusat Statistik (BPS) Banten merilis hasil survei nilai tukar petani (NTP) pada April 2019. Hasilnya, NTP Banten masih di bawah rata-rata nasional.

Berdasarkan data BPS, NTP Banten April 3019 sebesar 99,93 atau turun 0,21 Persen dibanding NTP Maret lalu. Penurunan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan.

BACA JUGA: Harga Bumbu Dapur Katrol Inflasi

“Penurunan NTP Banten pada April 2019 disebabkan turunnya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,97 persen, walaupun subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen, peternakan sebesar 0,56 persen, subsektor tanaman hortikultura 0,27 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,08 persen,” kata Kabid Neraca Wilayah BPS Banten Budi Prawoto seperti dilansir Radar Banten.

BACA JUGA: Produk Impor Bikin Industri Meter Air Domestik Terjepit

BACA JUGA: Begini Cara Pupuk Indonesia Antisipasi Tingginya Kebutuhan Para Petani

Ia menambahkan, berdasarkan hasil survei BPS, April 2019 terjadi deflasi perdesaan di Banten sebesar 0,03 persen yang terjadi pada kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, transportasi, serta komunikasi mengalami inflasi.

“Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di empat kabupaten di Provinsi Banten pada April 2019, NTP secara umum mengalami penurunan sebesar 0,21 persen dibandingkan NTP Maret 2019, yaitu dari 100,14 menjadi 99,93. Penurunan NTP pada April 2019 dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen,” paparnya.

BACA JUGA: Kementan dan BPS Sepakat Satu Data untuk Komoditas Peternakan

Dari 34 provinsi di Indonesia, lanjut Budi, hanya 13 provinsi NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 111,09 yang diikuti oleh Jawa Barat sebesar 109,69. Sedangkan nilai tukar petani terendah terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 84,65.   

“Sedangkan NTP Banten di bawah rata-rata nasional sebesar 99,93 dan hanya berada pada peringkat ke-14. Sementara NTP nasional sebesar 102,23,” katanya.

BACA JUGA: Gelar Operasi Pangan, Kementan Berharap Harga Bawang Putih Stabil

Budi menjelaskan, NTP merupakan perbandingan antara penerimaan petani dari kegiatan usaha tani, dengan pengeluaran petani untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk konsumsi rumah tangga dan biaya usaha tani.

“NTP menjadi salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Jika NTP di atas 100 maka petani mendapatkan selisih lebih dari kegiatan usaha tani yang dilakukan. Begitupun sebaliknya, jika NTP berada di bawah 100 maka petani mengalami kerugian,” ungkapnya. (jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani: Alat Mesin Pertanian Picu Lonjakan Produksi


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler