''Kami minta KPU mempertimbangkan kembali waktu pemilu karena pada tanggal itu (9 April) bertepatan dengan hari besar salah satu umat beragama,'' ujar Flory Mekeng, kepala Badan Kesejahteraan Pembangunan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Provinsi NTT, di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta.
Pemuka agama yang hadir ke KPU adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT Abdul Kadir Makarim, Ketua Parisada Hindu-Budha I Gusti Made Putra Kusuma, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama NTT Romo Agustinus Parera, serta Ketua Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia NTT Pendeta Victor F.B
BACA JUGA: KPU Siapkan Alat Bantu bagi Pemilih Tuna Netra
Sumlang.Menurut Mekeng, kedatangan para tokoh agama itu adalah untuk menindaklanjuti aspirasi yang mereka sampaikan pada 21 Januari lalu
BACA JUGA: Soal Perppu, Pemerintah Tak Akomodasi Seluruh Permintaan KPU
Sebab, 9 April merupakan Kamis Putih bagi masyarakat NTT yang beragama NasraniPada pertemuan itu, para tokoh agama NTT kembali mengajukan tiga hal yang harus diperhatikan KPU
BACA JUGA: Bawaslu Protes Caleg Ikut Rekanan KPU
Para tokoh meminta kepada KPU agar aspirasi yang disampaikan masyarakat NTT adalah murni karena kesibukan hari keagamaanDengan mengubah hari pemilu di NTT, hal itu bisa menjalin kerukunan antarumat beragama.Mereka juga meminta agar KPU dan pemerintah menghargai setiap peristiwa keagamaan, terutama pekan suci Paskah di NTTSebagai informasi, rangkaian pelaksanaan Paskah dimulai Minggu 5 April malam sampai Selasa 13 April''Karena itu, permintaan terakhir kami adalah supaya pemilu legislatif di NTT dimundurkan ke 15 April atau dimajukan ke 6 April 2009,'' ungkap Mekeng.
Dia menyatakan, pelaksanaan rangkaian Paskah itu harus menjadi apresiasi bagi KPU dan pemerintahSebagai hari besar keagamaan, seyogianya pemerintah menghargai hal tersebut''Jika pemilu tetap digelar 9 April, sebagian besar rakyat NTT akan memilih menghormati pekan suci dan akan mengorbankan hak suaranya atau memilih golput,'' ujarnya mengingatkan.
Pernyataan Mekeng itu diperkuat Ketua MUI NTT Abdul Kadir MakarimMenurut dia, bukan hanya di kalangan Kristiani, umat Islam di NTT juga mendukung usul tersebut''Masalah kebersamaan di NTT sudah terjalinKami tidak mau sampai terjadi lagi kerusuhan Kupang seperti pada 1998 silam karena hal tersebut masih membekas sampai sekarang,'' tegasnya.
Menanggapi aspirasi itu, anggota KPU I Gusti Putu Artha menyatakan KPU akan membahasnya lebih dulu bersama pemerintah dan DPRMereka akan mencari solusi yang bersifat lokal(bay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menlu Kirim Nota Diplomatik agar WNI Bisa Mencoblos
Redaktur : Tim Redaksi