NTT Penting bagi PDIP, Kader Banteng Harus Menangkan Marhaen

Jumat, 09 Februari 2018 – 19:34 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam rapat konsolidasi pemenangan pilkada di Kabupaten Sikka, NTT, Jumat (9/2). Foto: Humas DPP PDIP for JPNN

jpnn.com, SIKKA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto turun langsung untuk memenangkan jago-jago partainya pada pemilihan kepala daerah (pilkada) provinsi ataupun kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ada satu pemilihan gubernur dan 10 pemilihan bupati di provinsi yang beribu kota di Kupang itu.

Mulai hari ini (9/2) hingga Minggu (11/2), Hasto dan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira bergerak di berbagai daerah di NTT. Hari ini Hasto bersama Andreas yang juga koordinator pemenangan pilkada PDIP wilayah NTT mengunjungi Kabupaten Sikka.

BACA JUGA: Harapan dan Pesan Bu Mega di Hari Pers Nasional

Selanjutnya, Hasto akan melanjutkan safari politiknya ke Kupang dan Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya. Menurut Hasto, memenangkan pilkada di NTT punya arti penting untuk Pemilu 2019.

"Jika ingin memenangkan Pak Jokowi (Joko Widodo, red) di Pilpres 2019, maka calon dari PDI Perjuangan harus menang di pilkada serentak 2018," kata Hasto dalam rapat konsolidasi pemenangan pilkada di DPC PDIP Sikka.

BACA JUGA: Gagas Koneksitas Kupang-Dili-Darwin, PDIP All Out di NTT

Hasto menuturkan, NTT punya arti penting bagi PDIP. Untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT, partai berlambang kepala banteng itu mengusung duet Marianus Sae-Emilia J Nomleni.

Sedangkan untuk Pilkada Kabupaten Sikka, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menjagokan Alexander Longginus – Fransiskus Stephanus Say. “Kekuasaan harus punya orientasi membebaskan rakyat miskin dari kemiskinan," kata Hasto.

BACA JUGA: PDIP Bakal Dapat Pimpinan DPR-MPR, Ini Para Nama Kandidatnya

Sedangkan Andreas menambahkan, NTT secara historis memiliki arti penting bagi PDI. Sebab, Flores adalah basis Partai Katolik.

Adapun Timor menjadi basis PNI serta Parkindo. Ketiga partai itu lantas berfusi pada 1973 menjadi PDI, hingga akhirnya berganti menjadi PDI Perjuangan pada 1999.

"Dari sisi akar kesejarahan partai yang kuat di NTT, maka itu pesan khusus ibu ketua umum, kita harus rebut dan menangkan NTT," kata Andreas di depan ratusan kader PDIP.

Pada kesempatan sama, Ketua DPD PDIP NTT Frans Lebu Raya menyebut duet Marianus Sae-Emilia Nomleni ‎sebagai pasangan Marhaen. Frans yang juga gubernur NTT mengatakan, sebutan Marhaen bukan sekadar untuk akronim bagi duet Marianus-Emilia, tetapi juga mencerminkan ideologi dan konsep kerakyatan yang diusung.

"Makanya saya bilang, pasangan ini kita sebut Marhaen. Dan keberpihakan terhadap ideologi kerakyatan itu jelas,” katanya.

Karena itu Frans mengajak seluruh kader PDIP di Sikka untuk memenangkan duet Marianus-Emilia pada Pilgub NTT. Dia mewanti-wanti seluruh kader PDIP bisa kompak dalam memenangkan pasangan Marianus-Emilia ataupun Alex-Stef.

"Kita berkumpul hari ini membangun komitmen memenenangkan pasangan ini di wilayah masing-maisng. Kerja bareng,” katanya.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Tegaskan PDIP Tak Pernah Bernafsu Memenjarakan Alfian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler