jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat profesional santri yang tergabung dalam Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) mencurigai karut-marut berbagai kebijakan pendidikan selama ini akibat salah desain oleh Shadow Team Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Salah satunya kebijakan profil pelajar Pancasila. Tidak diturunkan dari nilai luhur Pancasila, seperti tertuang dalam naskah akademik RUU Sisdiknas.
BACA JUGA: Teras Narang Sebut RUU Sisdiknas Menjadi Kabar Gembira bagi Guru
“Kami curiga keberadaan Shadow Team ini yang menyebabkan carut marutnya kebijakan pendidikan nasional," kata Ketua Bidang Kajian dan Riset Kebijakan Pendidikan NU Circle Ki Bambang Pharma, Minggu (25/9).
Akibat ketidakpahaman dan kepongahannya menyebabkan salah desain kebijakan pendidikan nasional.
BACA JUGA: 10 Fakta RUU Sisdiknas Merugikan Insan Pendidikan Versi Indra CharismiadjiÂ
NU Circle menilai Shadow Team gagal paham, sehingga mendesain profil pelajar Pancasila justru tidak diturunkan dari nilai-nilai Pancasila, padahal itu kebijakan resmi Menteri Nadiem Makarim.
Anehnya, kata Ki Bambang, meski RUU Sisdiknas belum disahkan dan ditolak Badan Legislasi DPR RI masuk dalam prolegnas prioritas 2022, kebijakan profil pelajar Pancasila yang tidak merujuk nilai luhur Pancasila itu sudah diberlakukan.
BACA JUGA: Nadiem Makarim Beri Garansi RUU Sisdiknas Menguntungkan Seluruh Guru di IndonesiaÂ
“Awalnya nilai-nilai agama hilang lalu direvisi dan diralat setelah diprotes masyarakat. Kini nilai Pancasila yang masih hilang adalah nilai kebangsaan, nasionalisme dan keadilan sosial," ujarnya.
Menurut Ki Bambang, 400 anggota Shadow Team Nadiem Makarim ini juga gagal paham hubungan Pancasila dengan kewarganegaraan.
Tidak paham definisi pendidikan akibatnya seluruh struktur dan bangunan filosofis RUU Sisdiknas berantakan. Bahasa Indonesia, bahkan hanya dimaknai sebagai alat komunikasi.
NU Circle meminta dilakukan investigasi dan pengusutan terhadap 400 orang Shadow Team. Siapa saja mereka dan apa misi terselubungnya.
"Jangan-jangan mereka membawa misi terselubung untuk menghancurkan generasi masa depan Indonesia. Ini sangat berbahaya, apalagi 400 anggota itu tidak pernah dites atau lulus tes wawasan kebangsaan,” tegas Ki Bambang.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPN Vox Point Indonesia Indra Charismiadji meminta Mendikbudristek Nadiem Makarim membubarkan 400 Shadow Team.
Kalau Nadiem tidak mampu bekerja sama dan membangun ASN di Kemendikbudristek, bisa dipastikan dia juga tidak mampu membangun SDM Indonesia di masa depan. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad