JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siraj mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika menutup situs (laman) yang menyebarkan radikalismeMenurutnya, situs tersebut menjadi salah satu penyebab maraknya aksi terorisme seperti aksi bom bunuh diri di di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9) lalu.
"Kami minta ditutupnya situs radikalisme, karena sama bahayanya dengan situs porno," kata Said Aqil di kantor sekertariat PBNU, Jakarta, Selasa (27/9).
Lebih lanjut Aqil menambahkan, laman penyebar radikalisme jauh lebih berbahaya dibanding situs porngrafi
BACA JUGA: 30 Persen Pengguna Internet di Indonesia Pengakses Pornografi
Sebab, laman penyebar radikalisme telah membelokan makna jihad dalam Islam. Aqil menambahkan, jika seseorang membuka situs radikalisme efeknya orang tersebut akan memiliki paham yang salah tentang agama"Kalau situs porno merusak akhlak, tapi kalau lihat orang jihad dan sebagainya itu dapat merusak iman," ucapnya.
Terkait ledakan bom di GBIS, Said aqil mengatakan, NU sebagai organisasi masyarakat sosial yang bernafaskan Islam mengutuk kejadian tersebut
BACA JUGA: Anggaran BIN Naik Rp200 Miliar
NU juga telah mengambil aksi nyata dengan memerintahkan Baantuan Anshor Serbaguna (Banser) untuk ikut menjaga keamananBACA JUGA: Respon Badan Publik Atas UU KIP Masih Rendah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Bom, Ambon Siaga Satu
Redaktur : Tim Redaksi