Nuh: Anak Indonesia Bisa Kuliah Hingga Semester II

Selasa, 15 November 2011 – 20:12 WIB

JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengungkapkan rasa bangganya terhadap data UNDP terkait indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia yang menunjukkan angka 13,2 tahunMenurut Nuh, dengan IPM itu artinya rata-rata harapan sekolah anak-anak Indonesia bisa selama 13,2 tahun.

“Dari data UNDP tersebut menunjukkan bahwa artinya anak-anak sekarang itu bisa menyelesaikan sekolah sampai pendidikan tinggi semester kedua terhitung sejak masuk SD

BACA JUGA: Sertifikasi Guru Online Dipertanyakan

Berarti ini sudah benar, tahun sebelumnya, rata-rata harapan sekolah Indonesia hanya mencapai  12 tahun saja,” ungkap Nuh ketika ditemui di ruang kerjanya di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (15/11).

Nuh menjelaskan, dalam proses penghitungan IPM tersebut UNDP menggunakan dua ukuran
Pertama, ukuran yang sifatnyta backward atau sebelumnya

BACA JUGA: Diklat Tak Maksimal, Guru jadi Tak Profesional

Kedua, ukuran yang sifatnya  forward atau selanjutnya
“Inilah yang akan masuk di dalam indek edukasi

BACA JUGA: Bahasa Indonesia Berpeluang Menjadi Bahasa Internasional

Jadi UNDP melihat apa saja  yang telah dilakukan  oleh Indonesia dan  apa harapan serta  optimisme Indonesia ke depannya,” jelasnya.

Mantan Rektor ITS ini menerangkan, ukuran yang digunakan UNDP di sisi backward menggunakan ukuran usia 25 tahun ke atas dan ketemu angka indeks 5,8 tahunSedangkan, di sisi forwardnya, lanjut Nuh, yaitu yang terkait dengan usia sekolah itu angkanya 13,2 tahun.  

Menurutnya, pemerintah Indonesia ke depannya menargetkan akan menaikan 2 gradeBagaimana caranya ? Nuh menjawab, angka drop out atau putus sekolah itu tidak boleh terjadi“Karena kalau itu terjadi, akan menjadi beban dalam penghitungan indeks edukasiMaka dari itu, yang DO akan menjadi faktor beban yang harus di selesaikan oleh pemerintah,” tukasnya.

Oleh karena itu di tahun 2012 nanti pemerintah akan menggenjot pemberian beasiswa dan pembenahan tata kelola beasiswaAngka putus sekolah selama ini didominasi oleh tidak adanya biaya yang dimiliki oleh masyarakat atau karena tidak adanya jaminan siswa akan mendapatkan beasiswa sehingga membuat orangtuanya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah si anak.

Mekanisme pemberian beasiswa ini, setiap anak sejak masuk SD sudah diberikan jaminan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya"Kalau ada jaminan mendapatkan beasiswa, maka dia akan merasa tenangIni berlaku bagi semua siswa miskinKita mulai dulu dari jenjang SD karena semua anak berhak atas pendidikan dasar," kata Nuh(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Murid, Satu Pohon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler