Nuh Tak Tenang Pikirkan BOS dan Unas

Rabu, 06 April 2011 – 02:03 WIB

JAKARTA — Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengaku khawatir dan tidak tenang menangani masalah Ujian Nasional (Unas) dan  penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)Pasalnya, hingga saat ini, masalah tersebut tak kunjung selesai disebabkan lambatnya kinerja pemerintah daerah.

“Masalah BOS dan juga Ujian Nasional (Unas) yang diserahkan ke daerah memang sudah menjadi bagian dari otonomi daerah

BACA JUGA: Nginap di Rumah Penduduk, Siswa Australia Belajar Budaya

Lagipula ini bentuk pemberian kepercayaan dari Pemerintah pusat kepada daerah
Tetapi kadang-kadang sampai saat ini kami selalu khawatir dan tidak tenang,” ungkap Nuh di kantor Kemenko Kesra, Jakarta, Selasa (5/4).

Untuk menuntaskan masalah BOS, lanjut Nuh, Kemdiknas hingga saat ini terus memberikan pendampingan atau asistensi khususnya untuk menyelesaikan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang merupakan syarat untuk mencairakan dana BOS di masing-masing daerah

BACA JUGA: Soal Ujian IPS SLTP Diskreditkan Gus Dur

“Asistensi tentunya akan terus dilakukan hingga saat ini
Kalau tidak ada, kapan selesainya?” imbuhnya.

Terkait dengan sanksi finansial, Nuh kembali mengingatkan pemerintah kabupaten yang terlambat dalam penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

BACA JUGA: Nuh Anggap Pemda Cari-cari Alasan

"Patokan paling lambat 15 MaretJadi siapa saja yang tidak memberikan sampai 15 Meret akan ditindak," ujar Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh usai menghadiri rapat koordinasi dengan Menko Kesra, di kantor Kemenko Kesra, Jakarta Pusat, Selasa (5/4).

Soal mekanisme sanksi tersebut, pihak Kementerian Keuangan dan Kemendagri saat ini tengah  membahasnya"Tapi berapa besarnya sanksi tersebut belum kita hitung, tentu lama penundaan penyaluran dana BOS akan membedakan sanksinya," ujarnya.

Ditambahkan Nuh pula, daerah terpencil tidak bisa dijadikan alasan keterlambatan penyaluran dana BOS"Jadi kalau alasan geografis apakah letak terpencil di tengah hutan, di sebelahnya kantor juga ada sekolahSaya kira kalau alasan geografis tidak tepatMestinya kalau sudah siap, dana tersebut sudah disalurkanJangan sampai alasan jauh," tuturnya.

Sementara untuk masalah Unas, mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya juga kerap khawatir dengan adanya potensi-potensi kebocoran dan proses distribusi soal atau naskah UnasNuh mengatakan, proses distribusi soal ini diupayakan tidak akan memakan waktu lama.

"Lamanya proses distribusi itu ditentukan oleh Propinsi dan tergantung daerahnyaSaya juga sudah mengistruksikan beerapa pihak terkait untuk fokus pada daerah-daerah yang sulit terjangkauContohnya, kalau di DKI Jakarta itu wilayah Kepulauan Seribu,” tukasnya.

Sekadar informasi, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No45  dan No46 tahun 2010 dijelaskan bahwa pelaksanaan Unas tahun pelajaran 2010/2011 jenjang sekolah menengah atas/ madrasah aliyah/ sekolah menengah kejuruan (SMA/MA/SMK) akan digelar pada 18-21 April2011Sedangkan pelaksanaan Unas jenjang sekolah menengah pertama/ madrasah tsanawiyah (SMP/Mts) akan digelar pada 25-28 April 2011(cha/kyd/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendiknas Bantah Kebocoran Soal Unas 80 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler