jpnn.com, SERANG - Bunga Telang yang dianggap oleh sebagian masyarakat hanya tanaman biasa ternyata di tangan Founder Ambassee Blue Garden Nur Agis Aulia menjadi komoditas primadona yang mulai dilirik pasar mancanegara.
Pria yang akrab disapa Agis itu mengungkapkan bahwa setiap bulan dia harus memenuhi permintaan bunga telang untuk dikirimkam ke Turki.
BACA JUGA: Kementan Ajak Pimpinan Tinggi Pratama Bersinergi, Ini Tujuannya
"Belum banyak yang bisa kami kirim tapi yang pasti rutin dan respons konsumen di Turki juga luar biasa karena ternyata kualitas bunga telang dari Indonesia menurut mereka lebih nikmat dibanding dari Thailand apalagi harganya juga kompetitif," kata Agis Founder Ambassee Blue Garden yang membudidayakan bunga telang saat ditemui di Cikulur, Kota Serang, Jumat (17/11).
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga Andri mengapresiasi dan capaian Ambassee Blue Garden.
BACA JUGA: Kementan Genjot Produksi Jagung Manfaatkan Kebun Kelapa
Menurut Kuntoro hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mempelajari pasar harus dikuasai oleh para petani atau siapa saja yang terjun di sektor pertanian.
"Sekarang ini, skill budi daya saja tidak cukup, pengolahan pascapanen termasuk market intelijen juga harus dikuasai agar petani tidak terus dibohongi," ungkap Kuntoro.
BACA JUGA: Stabilkan Harga, Kementan Bersama Petani Champion Distribusikan Cabai ke Pasaran
Prospek pasar bunga telang menurut Agis sangat terbuka dan menjanjikan.
Pasalnya, budi daya bunga telang yang termasuk tumbuhan liar merambat ini terbilang mudah.
Dua bulan setelah ditanam, bunga bisa dipetik, selanjutnya bisa dipanen setiap hari.
Selain itu, dikatakan Agis, bunga telang memiliki khasiat dan banyak manfaat bagi kesehatan karena mengandung kadar polifenol relatif tinggi.
"Teman-teman perlu ketahui, bunga ini kaya antioksidan, mencegah kerontokan rambut, mengurangi resiko hipertensi, cocok bagi penderita diabetes karena bisa mengurangi kadar gula dalam darah. Dan yang menariknya lagi bisa membantu menurunkan berat badan" ungkap Agis.
Saat ini, Agis yang juga founder Jawara Farm menyampaikan bahwa dalam satu bulan di 1.000 meter lahan maka akan dihasilkan bunga telang basah sebanyak 500 kilo gram.
"Tapi setelah melalui proses pengeringan, menjadi 50 kilo gram. Dengan harga per kilo Rp 200 ribu, maka dari 1.000 hektar itu dapat cuan Rp 10 juta. Bayangkan kalau 1 hektar, 10 hektar. Bahkan, kalau sudah dikemas per 10 gram harganya menjadi Rp 10 ribu," pungkasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Berikan Kuota 200 Ribu Hektar Sawah Baru, PJ Gubernur Sumsel Bilang Begini
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian