jpnn.com, GRESIK - Nur Kalim memang bukan siapa-siapa. Dia adalah pengajar di sebuah SMP swasta kecil di Gresik, Jatim. Tepatnya di SMP PGRI Wringinanom. Namun, kesabarannya menghadapi murid bengal justru menjadi inspirasi nasional.
GALIH WICAKSONO
BACA JUGA: KPAI Protes Hukuman Salat untuk Siswa Penantang Guru di Gresik
---
RUANGAN paling pojok atau di pintu masuk SMP PGRI Wringinanom biasa menjadi tempat nongkrong Nur Kalim setiap pagi.
BACA JUGA: Ryan Si Siswa Penantang Guru Disanksi Salat Zuhur Berjemaah
BACA JUGA : Ryan Si Siswa Penantang Guru Disanksi Salat Zuhur Berjemaah
BACA JUGA: Heboh Murid Aniaya Guru Hingga Tewas, Begini Kata Mahfud MD
Begitu murid-murid datang dengan menggunakan motor, lajang 30 tahun itu membantu menata parkir. Jika ada siswa yang parkir tidak teratur, dia langsung ringan tangan membantunya.
Namun, jangan salah. Dia bukanlah tukang parkir di sekolah itu. Dia adalah guru. Juga, bukan sembarang guru.
Dia merupakan wakil kepala sekolah di SMP tersebut. Meski menjadi Wakasek di sekolah itu tidak menjanjikan kesejahteraan.
BACA JUGA : KPAI Protes Hukuman Salat untuk Siswa Penantang Guru di Gresik
Nur Kalim berstatus guru honorer non-K-2 yang hanya bergaji Rp 450 ribu. Gaji pokoknya Rp 300 ribu dan sisanya, Rp 150 ribu, merupakan tunjangan jabatan sebagai Wakasek.
Jumlah yang mungkin kalah banyak ketimbang besaran uang jajan mayoritas pelajar di Surabaya tiap bulan.
Untuk menambah penghasilan, Nur Kalim membuka jasa bimbingan belajar. Namun, ketika ditanya jumlah muridnya, Nur Kalim menggeleng. ''Gak enak disampaikan,'' katanya.
Meski begitu, kesulitan hidup tidak membuatnya menjadi orang yang kehilangan kesabaran Di sekolah, Nur Kalim dikenal sebagai guru yang baik.
''Sabar bangetttt (Pak Nur Kalim). Tidak pernah marah kepada siswa,'' ucap Theresa Intana, murid kelas IX SMP PGRI Wringinanom, tentang gurunya tersebut.
Selain itu, Theresa menyebut Nur Kalim sebagai guru yang ringan tangan. Juga, tidak gengsian. ''Jika ada yang butuh bantuan, pasti dibantu,'' ungkapnya.
Di lingkungan rumah, Nur Kalim juga dikenal sebagai sosok yang baik. Jika tidak sedang mengajar, lelaki yang tinggal di Desa Pasinan Lemah Putih, Wringinanom, tersebut rajin ke masjid.
Suaranya sudah dikenal telinga tetangga. Dia menjadi muazin masjid Desa Pasinan Lemah Putih. ''Ya sering azan. Biasanya salat Magrib atau Isya,'' ucap Muh Setu, salah seorang tetangga.
Nur Kalim memang dikenal tetangga sebagai sosok yang taat beribadah. Rajin salat. Dia juga baik kepada tetangga. Akhlak itu terbukti saat dia mendapat cobaan dengan muridnya kemarin. Kesabaran Nur Kalim diuji.
Itulah yang terlihat dalam peristiwa yang kemudian viral. Seorang murid terlihat sangat provokatif menantang Nur Kalim dengan diiringi tepuk tangan teman-temannya.
Sementara itu, Nur Kalim yang martabat dan harga dirinya direndahkan sedemikian rupa hanya memandang si murid. Rahangnya memang menegang, tanda menahan marah.
Namun, tidak ada satu pun reaksi keras darinya. ''Saya sebenarnya marah. Tapi, saya tahan-tahan.
Selain tidak baik, saya takut malah menjadi tindak pidana,'' paparnya di sela-sela acara pertemuan dengan anggota DPD RI Imam Nawardi Senin (11/2).
Karena viral, Nur Kalim tentu menjadi perhatian nasional. Namun, hal tersebut, tampaknya, membuatnya jengah.
Buktinya, Nur Kalim malah semakin sulit ditemui. Jika pun ketemu, dia enggan mengingat-ingat peristiwa tersebut. ''Sudah, sudah, saya tidak ingin mengingat-ingat itu lagi. Tidak baik,'' katanya.
''Ngapunten, nggih. Saya sudah capek,'' lanjutnya.
Menurut seorang temannya, Nur Kalim merasa serbasalah. Jika terus tampil, muridnya yang bengal itu akan tersudut. Dia khawatir muridnya frustrasi dan melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri seperti tidak mau sekolah.
Nur Kalim akan merasa gagal. ''Jadi, karena itu, dia tidak ingin banyak bicara ke media. Takut membuat muridnya tersudut,'' kata kawannya tersebut. (*/c15/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Murid Tak Naik Kelas, Guru Dihajar Pakai Kursi, Kepala Dibogem
Redaktur & Reporter : Natalia