Nurdin: Yang Teriak Hitung Mikir Dong, Kita Ini Umat Islam

Selasa, 17 Mei 2016 – 05:27 WIB
Nurdin Halid. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - NUSA DUNA -  Proses penggunaan hak suara bilik-bilik suara yang disediakan panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, ternyata cukup memakan waktu. Meski hanya tinggal melingkari nama kandidat ketua umum yang dipilih, namun tetap memakan waktu hingga dua jam lebih.

Pimpinan sidang Nurdin Halid baru menyatakan seluruh pemilik suara selesai menggunakan haknya tepat Pukul 04.37 WITA, Selasa (17/5), setelah sebelumnya dimulai Pukul 03.05 WITA. 

BACA JUGA: Keterbukaan Informasi Desa Tingkatkan Partisipasi Masyarakat

"Ada satu kertas suara tersisa, siapa yang belum menggunakan hak suaranya. Tadi ada bapak-bapak pakai jaket coklat, naik ke atas panggung, terlihat sedikit bingung, terus turun," ujar Nurdin menanyakan pada seluruh pemilik suara.

Karena tidak ada seorang pun pemilik suara yang mengaku, Nurdin akhirnya menyerahkan pada para saksi, langkah apa yang akan diambil terhadap kondisi yang terjadi.

BACA JUGA: Sebar Rayuan Maut di Thailand, Indonesia Surganya Para Pegolf

Namun sebelum diputuskan, Nurdin menawarkan pada peserta untuk menghentikan sementara waktu jalannya persidangan, mengingat waktu telah memasuki Sholat Subuh.

‎"Sekarang salat subuh, bagaimana? Untuk menjaga kotak suara kita bisa meminta Satgas dan saksi mengawasinya," ujar Nurdin.

BACA JUGA: Panitia Haramkan Ponsel di Dalam Bilik Suara

Namun pemilik suara menolak, secara ramai-ramai mereka meminta agar proses dilanjutkan ke tahap penghitungan terlebih dahulu. 

Nurdin kembali meminta, hanya saja kali ini kalimatnya lebih pada penekanan dan sindiran. Sehingga membuat peserta sidang mengalah dan menyetujui sidang ditunda selama 30 menit. ‎"Yang teriak itu pikir dong, kita ini umat Islam.‎ Saksi dari bakal calon juga ada delapan orang," ujarnya.

Nurdin kemudian meminta Satgas berjaga-jaga. Demikian juga terhadap para saksi dari masing-masing bakal calon untuk melaksanakan sholat subuh secara bergantian, demi menjaga agar proses pemilihan benar-benar berjalan demokratis, tanpa ada kekhawatiran timbulnya hal-hal tak diinginkan.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 150 Siswa SMA Bakal Belajar Bersama Maestro


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler