jpnn.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan konstruksi PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (BEI: DGIK) akan berinvestasi di jalan tol Jakarta.
"Berbekal pengalaman lebih dari 40 tahun di dunia konstruksi Indonesia, kami memutuskan untuk ke sektor itu di Jakarta," jelas Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) Heru Firdausi Syarif dalam keterangannya, Rabu.
BACA JUGA: Eksaminasi Vonis Mati Sambo, Chairul Huda Nilai Hakim Pakai Konstruksi Terpaksa
Soal keputusan berinvestasi di jalan tol, menurut Heru, merupakan satu agenda yang dimasukkan dalam RUPST dan ternyata disetujui mayoritas pemegang saham.
Agenda RUPST lainnya berisi persetujuan dan pengesahan atas laporan tahunan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022, serta penetapan susunan Dewan Pengurus Perseroan.
BACA JUGA: JK Singgung Ketidakadilan Pembangunan Jalan, Tol Diperbanyak, Untuk Rakyat Kecil Rusak
Heru juga menambahkan pada RUPST ada dua agenda pada rapat yang menjadi tonggak awal rencana besar yang disiapkan perseroan, yaitu perubahan susunan direksi perseroan guna memperkuat dan mendukung strategi baru perseroan, serta pengungkapan rencana investasi pada proyek jalan tol.
"Dengan telah dipaparkannya rencana investasi tersebut kepada para pemegang saham, selanjutnya perseroan akan mempersiapkan hal-hal administrasi dan teknis lainnya sesuai dengan Peraturan dan UU yang berlaku, dan akan diinformasikan kembali pada RUPS Luar Biasa yang akan segera kami gelar kembali," jelasnya.
BACA JUGA: Jalan Tol Semarang Demak Seksi 2 Milik Anak Usaha PT PP Siap Beroperasi
Sesuai agenda RUPS Tahunan DGIK, pemegang saham dengan suara bulat, menyetujui susunan komisaris dan direksi saat ini sebagai berikut; Komisaris Utama Hendro Martowardojo, Komisaris Independen Ade Rahardja, Komisaris Ganda Kusuma.
Di jajaran direksi meliputi Direktur Utama Heru Firdausi Syarif dan direktur terdiri atas Arvin Jahja Tjahjana, Hudik Pramono, serta Rizaldi Limpas.
Pencatatan material
Dalam kesempatan tersebut, Heru juga mengemukakan guna memenuhi standar akuntansi yang berlaku terkait Laporan Keuangan Triwulan I Tahun 2023 pada April, perseroan melakukan koreksi pada perubahan laporan keuangan.
"Kami menyampaikan nilai persediaan naik dari sebelumnya Rp 20,7 miliar menjadi Rp 26,1 miliar, yang disebabkan ada penggunaan material yang sudah keluar dari gudang persediaan, tetapi menjadi beban kontrak. Namun, penggunaan material tersebut belum ada progres di lapangan," papar Heru.
Demikian juga pencatatan uang muka pengadaan material sebagai beban kontrak naik dari sebelumnya Rp29,7 miliar menjadi Rp 34,7 miliar, karena pencatatan uang muka pengadaan material sebagai beban kontrak, sehingga berdampak pada meningkatnya laba perseroan.
Heru menjelaskan salah satu parameter kenaikan ini terjadi karena pekerjaan yang dikerjakan oleh perseroan saat ini didominasi proyek pengerjaan infrastruktur (jalan tol).
Didukung dengan peralatan berat yang sebagian besar milik sendiri dan sudah dikuasainya, sumber material dapat membuat perseroan melakukan efisiensi pada biaya pekerjaan. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejadian di Bawah Jalan Tol, Mbak Tanti Dicegat Begal saat Pulang Kerja, Begini Akhirnya
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha