Nyam..Nikmatnya Makan Sate Babi Bumbu Kacang di Tepi Hutan Monyet

Kamis, 27 Juli 2017 – 17:38 WIB
SATE KHAS: Suasana di salah satu warung sate di kawasan wisata Sangeh, Badung. (KUSUMA YONI/BALI EXPRESS)

jpnn.com - Sangeh, Kabupaten Badung, Bali selama sudah terkenal sebagai kawasan objek wisata hutan kera. Kepopulerannya bahkan sudah sampai ke manca negara.

Namun, kali ini kita tidak membahas tentang kera-kera nakal di hutan tersebut. Melainkan, wisata kuliner yang bisa ditemui di sekitar objek wisata ini.

BACA JUGA: Mahasiswi Sepekan Menghilang, Mengaku Dijemput Penunggang Kuda Terbang

Di kawasan objek wisata Sangeh, ada satu menu yang cukup ikonik. Yakni sate babi bumbu kacang.

Untuk menikmati penganan khas objek wisata Sangeh ini, pelancong yang datang tidak perlu repot-repot untuk mencari lokasi warung sate.

BACA JUGA: Kritik Ulama di YouTube, Pemilik Akun Donald Bali Diciduk Polisi

Pasalnya di sepanjang jalan utama Desa Sangeh ini banyak terdapat warung lesehan yang menyediakan menu utama sate babi.

Salah satunya adalah Warung Sate Nyoman Muntor yang terletak di sisi barat jalan Raya Sangeh tepatnya di sebelah utara obyek wisata Sangeh.

BACA JUGA: Good News, Jumlah Wisman Eropa Pengunjung Bali Melonjak Signifikan

Warung sate Nyoman Muntor ini sama halnya dengan warung sate lainnya, menyediakan menu utama berupa sate babi dengan bumbu kacang.

Made Sekar, penjual sekaligus pemilik warung sate ini mengatakan jika sate babi ini adalah menu khas dari objek wisata Sangeh ini.

“Sate Babi ini sudah menjadi menu khas objek wisata Sangeh ini, karena menu ini merupakan menu tradisional di daerah ini,” jelasnya.

Untuk sate babi yang dijual di sekitar objek wisata Sangeh ini, Sekar menyebutkan hampir jenis satenya sama baik dari bahan, bumbu yang digunakan hingga cara penyajian dari sate tersebut. Adapun jenis sate babi yang dijual ini adalah jenis sate tusuk.

Sate tusuk ini terbuat dari daging dan lemak babi. Yang menjadi ciri khas dari sate babi Sangeh ini, dikatakan Sekar adalah, sebelum dibakar daging sate ini direndam dengan bumbu khas Bali dengan cita rasa pedas dan manis.

“Sehingga sate yang dihasilkan memiliki citarasa yang manis dan pedas yang lembut,” lanjutnya.

Untuk proses perendaman daging ini, Sekar menyebutkan dilakukan minimal selama dua jam, sehingga bumbu benar-benar meresap ke dalam daging.

Selain itu, dengan merendam dalam bumbu yang kaya rempah-rempah ini, Sekar menyebutkan bisa menghambat proses pembusukan pada daging babi, sehingga daging babi bisa tahan selama 12 jam lebih meskipun berada tempat terbuka.

Untuk proses menghidangkan sate ini, sate ini dihidangkan sama dengan sate lainnya, yakni dibakar ketika ada pesanan, sehingga rasa sate tetap segar.

Sehingga masih dalam keadaan hangat, dan pelanggan bisa langsung menikmatinya. “Sate memang lebih nikmat dihidangkan dalam keadaan panas, kalau dingin rasanya akan amis,” ungkapnya.

Untuk melengkapi rasanya, sate babi ini dihidangkan bersama dengan bumbu siram yang dibuat dari campuran kacang dan beberapa jenis bumbu lainnya.

Bumbu kacang ini, dibuat hampir sama dengan bubu sate pada umumnya, namun untuk sate sangeh ini, cita rasa dari bumbu kacang ini jauh lebih pedas jika dibandingkan dengan bumbu sate pada umumnya.

Sebagai peneman menikmati sate babi ini, pelancong yang singgah di warung sate ini bisa menikmati sate babi ditemani dengan nasi sela, yakni nasi yang dicampur dengan ketela rambat yang biasanya dijual sudah dalam keadaan dibungkus.

Selain nasi sela, warung-warung ini juga menyediakan beberapa jenis lauk tambahan lainnya, seperti pesan tlengis, yakni pepes yang dibuat telengis, yakni ampas yang didapat dari proses pembuatan minyak kelapa.

Selain pepes telengis ada juga beragam pepes lainnya, seperti pepes kakul (keong sawah), tum babi, tum ayam dan pepes lele.

Jika pelanggan tidak suka dengan nasi sela, pelanggan juga bisa memilih untuk menganti nasi dengan nasi putih ataupun ketupat.

“Biasanya pelanggan kami persilakan utnuk memilih apakah menggunakan nasi sela, nasi putih atau ketupat,” tambahnya.

Semua jenis pepes yang dijual tersebut adalah pepes segar, yang dibuat beberapa jam sebelum dijual. “Seluruh menu kami ini adalah menu segar yang dibuat pada pagi hari atau sebelum kami berjualan, sehingga aman untuk dikonsumsi,” paparnya. (bx/gek/aim/yes/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebulan Kabur dari LP Kerobokan, Napi WN Australia Meledek Polri


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler