jpnn.com, JAKARTA - Randy Permana, pengusaha milenial asal Surabaya ini mengaku bisnisnya sebagai agen travel merugi hingga ratusan juta rupiah karena terdampak pandemi Covid-19.
Dia harus mengembalikan pelanggan travelnya dari menjual aset dan meminjam uang dari bank.
BACA JUGA: Pengusaha Milenial Ini Beromzet Rp500 Juta Per Bulan, Intip Bisnis yang Digelutinya
“Agar mereka tidak rugi dan melihat saya orangnya bertanggung jawab,” kata Randy Praman, kepada awak media di Jakarta, baru-baru ini.
Dia berharap pelanggannya di Instagram Randyprmn tidak kecewa dan terbangun kepercayaan.
BACA JUGA: Petani Pengusaha Milenial Ini Raup Omzet Rp 100 Juta Sebulan di Tengah Pandemi COVID-19
“Ketika saya mencoba menjual produk apa pun di saat pandemi, mereka sangat support sekali dengan trust building itu,” jelasnya.
Setelah menutup agen travelnya, Randy melihat peluang penyediaan jasa penyemprotan disinfektan.
BACA JUGA: Pengusaha Muda Maria Monica Bicara Tentang Agama dan Etos Kerja
Namun usaha itu tidak bertahan lama karena masyarakat kini bisa melakukan penyemprotan disinfektan mandiri.
Dia kemudian beralih ke usaha kuliner khas NTT dengan membuka Sei Sapiku bersama teman lamanya.
Nasib baik mengiringi langkah Randy. Bisnis kulinernya itu kini memiliki puluhan gerai di beberapa kota di Indonesia, dua di antaranya difungsikan sebagai dapur pusat yakni di Jakarta dan Surabaya.
Tak puas, Randy juga ingin membantu meringankan beban pemerintah dengan mengurangi angka pengangguran.
Pemuda berusia 29 tahun itu membuka gerai seluler Ibros untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran daring.
“Kami melihat apa sih yang lagi ramai dijual, apa sih market yang lagi tinggi, apa sih yang memang orang-orang banya diperlukan di era pandemi ini,” bebernya.
Dia pun berpesan kepada masyarakat agar tak selalu mengeluh melainkan melihat peluang dari segala kondisi dan situasi.
Namun ketika membuka usaha maka harus bisa dipercaya dan amanah serta menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).
"Jadi, amati peluang yang ada saat ini lalu coba untuk meniru, setelah meniru ini minimal sudah standar baru kita modifikasi untuk lebih baik," tuturnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh