jpnn.com - JAKARTA - Dunia penerbangan tengah ramai membicarakan mengenai kecelakaan di udara yang nyaris terjadi pada Rabu (10/2) di Denpasar, Bali antara Garuda Indonesia dengan Lion Air.
Cuaca yang buruk di Bandara Ngurah Rai Denpasar menjadi penyebab nyarisnya kecelakaan tersebut terjadi.
BACA JUGA: Ini Alasan Pentingnya Kembangkan Ekonomi Desa
Sekitar pukul 14.00 WITA, cuaca buruk di Bandara Ngurah Rai Bali menyebabkan lebih dari 12 pesawat menunggu giliran untuk bisa mendarat. Para maskapai diperintahkan oleh Air Traffic Controller (ATC) untuk berputar-putar di udara menunggu pesawat bisa mendarat bergantian.
Termasuk di antaranya pesawat Boeing 737 Garuda dengan nomor penerbangan GA 340 dari Surabaya, dan pesawat Boeing 737 Lion Air dengan nomor penerbangan JT 960 dari Bandung.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Kenapa sih Rini Belum Dicopot Juga?
Namun, dibanding harus berputar-putar tanpa kejelasan Garuda memilih untuk kembali lagi mendarat ke Surabaya.
"Sesuai prosedur, Garuda kembali (terbang) ke Surabaya, jika kondisi tidak memungkinkan untuk landing maka akan kembali sambil menunggu cuaca baik. Saat itu kan cuaca di Bandara Ngurah Rai sedang buruk," ujar Benny S. Butarbutar, Vice President Corporate Communication PT Garuda Indonesia, Kamis (11/2) malam.
BACA JUGA: KSAL Brunei Darussalam Kunjungi Mabes TNI
Setelah kondisi cuaca dan lalu lintas udara membaik, Garuda terbang kembali pukul 15.26 WIB. "Kami mendarat tanpa insiden di Bandara Ngurah Rai pukul 16.59 WITA," kata Benny.
Sedangkan, Lion Air JT 960 mendarat dengan selamat di Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.01 WITA setelah berputar-putar di udara. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecewakan Mega, Jokowi Bisa Bernasib Seperti SBY
Redaktur : Tim Redaksi