Kendati dikenal sebagai sekutu dekat Israel, sebenarnya, Negeri Paman Sam selalu mendukung terbentuknya negara Palestina
BACA JUGA: Osama Ternyata Sudah Wafat pada 2006
Selama ini, dukungan tersebut menjadi bagian dari kebijakan AS tentang solusi dua negaraBACA JUGA: Tanker Boeing AS Terbakar di Pangkalan AL
Sayangnya, presiden-presiden sebelum Obama tak pernah mengungkapkan sikap tersebut secara eksplisit."AS yakin bahwa perundingan apapun (soal Israel dan Palestina) harus berujung pada terbentuknya dua negara
BACA JUGA: Asean Matangkan Konsep Industri Militer Bersama
Dia juga mengimbau Israel untuk mematuhi garis batas permanen dengan Palestina sesuai kesepakatan 1967, sebelum pecahnya Pertempuran Enam Hari.Dalam kesepakatan yang berlaku jauh sebelum perang 1967 pecah itu disebutkan bahwa Tepi Barat, Jalur Gaza, Golan Heights dan Semenanjung Peninsula masuk wilayah PalestinaTapi, dalam pertempuran yang juga dikenal sebagai Perang Arab-Israel III itu, Israel berhasil merebutnyaSampai sekarang pun, Israel dan Palestina tetap saling mengklaim empat wilayah tersebut sebagai milik mereka.
Menurut Obama, Israel dan Palestina harus kembali menerapkan kesepakatan lama yang menjadi rancu pasca perang 1967Namun, kedua belah pihak perlu berunding untuk melakukan penyesuaianPasalnya, setelah menjadi sengketa selama 44 tahun, empat wilayah yang diperebutkan itu pasti mengalami perubahanApalagi, Israel dan Palestina sempat melakukan beberapa kesepakatan terkait hal tersebut.
"Kami rasa, penetapan garis batas Israel dan Palestina harus mengacu pada kesepakatan 1967 dan beberapa kesepakatan tambahan soal wilayah-wilayah yang disengketakanDengan demikian, garis batas permanen dua negara bisa ditetapkan," lanjut presiden ke-44 AS tersebutMeski pidatonya terkesan pro-Palestina, Obama juga kembali menegaskan komitmen AS terhadap IsraelTerutama terkait keamanan.
Sebagai utusan damai Israel-Palestina, mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair menyambut baik pidato Obama tersebut"Intinya, Palestina harus benar-benar yakin bahwa negara yang akan mereka deklarasikan itu memiliki wilayah yang sah," katanya, setelah Obama menuntaskan pidatonyaDi sisi lain, menurut Blair, Israel punya hak penuh untuk membela kepentingan mereka.
Senada dengan Blair, media Palestina pun mengapresiasi ketegasan Obama soal dukungan AS terhadap berdirinya negara berdaulat di bawah pemerintahan persatuan Hamas dan Gerakan FatahTapi, Palestina juga kecewa karena Obama sama sekali tidak menyinggung soal perundingan damai dua negara yang sampai sekarang jalan di tempatBahkan, Israel pun tetap nekat membangun permukiman Yahudi di Palestina.
Di sisi lain, Israel kecewa berat mendengar pernyataan Obama soal kesepakatan perbatasan 1967"Sepertinya, Washington tidak memahami yang sebenarnya terjadiMereka tidak peduli dengan apa yang akan kami hadapi," kata salah seorang pejabat tinggi Israel yang mendampingi PM Benjamin Netanyahu dalam kunjungannya ke Washington kemarin (20/5)(AP/AFP/RTR/CNN/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banding, Strauss-Kahn Minta jadi Tahanan Rumah
Redaktur : Tim Redaksi