Obama Pilih Jalur Diplomasi

Tapi Minta Pasukan Tetap Siaga

Rabu, 11 September 2013 – 13:18 WIB

jpnn.com - WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memutuskan untuk mengurungkan niatnya melakukan intervensi militer terhadap Suriah. Hal ini disampaikan dalam pidatonya di Gedung Putih, Washington, Selasa (10/9) malam waktu setempat.

Obama memilih untuk mengambil jalan diplomasi dalam menghadapi masalah di negara Timur Tengah itu. Bersama Inggris dan Perancis, AS rencananya akan mengajukan usulan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB terkait senjata kimia milik pemerintah Suriah.

BACA JUGA: Denmark Bangsa Paling Bahagia di Dunia

"Resolusi yang mewajibkan Assad (Presiden Suriah Bashar al-Assad) untuk menghentikan penggunaan dan melakukan penghancuran total terhadap senjata kimia miliknya, dibawah pengawasan internasional," ujar Obama dalam pidato yang disiarkan langsung oleh berbagai stasiun televisi setempat itu.

Meski telah memilih langkah damai, namun Obama mengindikasikan bahwa  kemungkinan terjadinya perang tetap terbuka lebar. Pasalnya, dalam pidato tersebut Obama juga memerintahkan seluruh pasukannya agar tetap berada dalam posisi siaga.

BACA JUGA: Obama Tunda Serangan Atas Suriah

Presiden kulit hitam pertama AS itu juga tetap berusaha meyakinkan warganya bahwa intervensi militer harus dilakukan jika diplomasi gagal. Menurutnya, jika langkah tegas tidak diambil maka berpotensi mendorong negara-negara lain untuk menggunakan senjata kimia.

"Jika ini terjadi, kemungkinan akan  mempermudah organisasi teroris dalam senjata itu dan mempergunakannya untuk menyerang warga sipil," lanjut mantan senator itu.

BACA JUGA: Dideportasi Karena Gendut

Ia pun meminta seluruh warga AS untuk tidak melupakan penderitaan korban serangan senjata kimia Assad. Menurutnya, AS memiliki tanggung jawab untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi dimasa yang akan datang.

"Saya meminta seluruh anggota Kongres dan semua yang menonton dirumah untuk melihat lagi video penyerangan tersebut dan bertanya, dunia macam apa yang akan saya diami, ketika Amerika Serikat menyaksikan seorang diktator secara terbuka menggunakan gas beracun, dan memilih untuk memalingkan muka?" pungkasnya.

Seperti diketahui, semenjak serangan senjata kimia di kota Ghouta, Suriah 21 Agustus lalu, Obama terus berusaha membujuk Legislatif AS untuk merestui rencananya menyerang Suriah. Obama juga melakukan lobi-lobi untuk mendapatkan dukungan dari sekutu-sekutunya di Eropa.

Pemerintah Suriah sendiri telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan ribuan warga sipil tersebut. Rezim Assad juga telah setuju untuk menyerahkan seluruh senjata kimia miliknya kepada masyarakat internasional. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pamerkan Lukisan Hilang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler