jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis Obstetri dan Ginekolog Ari Kusuma Januarto mengingatkan penggunaan obat Ivermectin untuk COVID-19.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Obstertri Ginekolog Indonesia (POGI) ini, penggunaan Ivermectin untuk pengobatan COVID-19 di Indonesia secara umum masih dalam tahapan uji klinis.
BACA JUGA: Prabowo dan Dirjen WHO Bertemu di Jenewa, Bahas Hal Penting!
Belum ada data yang menunjukkan obat tersebut aman dan efektif untuk melawan virus SARS-CoV-2.
Sekjen POGI dokter Budi Wiweko juga menyatakan hal senada.
BACA JUGA: Ada Kejutan dari Panglima TNI untuk Kapolri, Lihat Deh Fotonya
Dia tak merekomendasikan Ivermectin karena pembuktian efektivitas obat cacing tersebut masih berupa konklusif.
Selain itu, pemberian dosis tinggi masih belum diketahui efek samping lainnya, khusus pada saat obat dimasukkan ke dalam tubuh.
BACA JUGA: Gus Muhaimin Ingatkan Soal PPKM Darurat, Begini
“Kalau di luar tubuh memang terlihat efektif ya, tetapi ketika masuk di dalam tubuh atau invivo itu yang ditakutkan adalah pemberian dosisnya ya," ujar dokter Budi dalam jumpa pers virtual, Jumat (2/7).
"Dosis terapinya itu apakah memberikan efek samping yang cukup tinggi,” ucap dokter Budi menambahkan.
Menurut dokter Budi, secara penelitian di luar tubuh atau invitro memang ditemukan hasil bahwa Ivermectin berhasil menghambat replikasi virus SARS-CoV-2 dengan tingkat keberhasilan 98 persen.
Namun, untuk penggunaan langsung di dalam tubuh, efektivitas penggunaan Ivermectin untuk pengobatan COVID-19 masih dalam tahap penelitian.
Untuk itu masyarakat pun sebaiknya tidak sembarangan membeli Ivermectin dan menggunakannya karena membutuhkan dosis yang tepat dari tenaga medis.
Di Indonesia, ada delapan rumah sakit yang terlibat dalam proses uji klinis Ivermectin untuk pengobatan COVID-19
Sementara sebagian besar menunjukkan hasil yang baik dan merekomendasikan pengobatan dengan obat asal Amerika tersebut, namun sebagian kecil ada juga yang tidak merekomendasikan.
“Jadi masih berupa konklusi, lebih baik tunggu hasilnya. Mudah-mudahan dalam waktu 2-3 bulan hasil percobaan klinisnya sudah bisa keluar,” kata dokter Budi.
Sebelumnya, dalam kurun waktu sekitar seminggu terakhir Ivermectin ramai diperbincangkan karena dianggap efektif mengobati pasien COVID-19.
Meski demikian, pemantauan di bawah dokter sangat diperlukan untuk penggunaannya.
Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) pun telah menyampaikan agar masyarakat tidak membeli secara sembarang obat Ivermectin khususnya di platform online.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang