Obligasi Korporasi Lebih Menarik Daripada SUN

Rabu, 27 Desember 2017 – 01:29 WIB
OJK. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan, korporasi bisa jadi menganggap memberikan yield obligasi akan lebih menarik ketimbang membayar bunga utang bank.

”Sebab, suku bunga BI-7DRRR (Bank Indonesia 7 days reverse repo rate) bisa jadi semakin terbatas penurunannya tahun depan. Suku bunga bank juga bisa naik sehingga bunga kredit akan lambat penurunannya,” ujar Bhima, Senin (25/12).

BACA JUGA: Ini Prediksi Pergerakan Rupiah pada 2018

Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, nilai emisi obligasi tahun ini mencapai Rp 156,16 triliun atau melonjak 34,41 persen dari posisi akhir 2016 sebesar Rp 116,18 triliun.

Secara total, penggalangan dana korporasi dari pasar modal mencapai Rp 257,02 triliun.

BACA JUGA: Utang Pemerintah Tahun Depan Tembus Rp 4.300 Triliun

Jumlah tersebut melampaui target OJK yang hanya Rp 217,02 triliun.

Bhima menuturkan, obligasi korporasi lebih menarik daripada surat utang negara (SUN) karena lebih beragam dan yield-nya lebih menarik.

BACA JUGA: Pertumbuhan Kredit 2018 Diprediksi Tembus 12 Persen

”Terutama obligasi dari perusahaan keuangan. Investment grade semakin baik dan sektor finance selalu mengikuti didorong oleh suku bunga 2018,” ujarnya.

Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra memperkirakan, tahun depan penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 158 triliun.

Optimisme tersebut didorong inflasi 2018 di kisaran 2,5–3,5 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi 2018 mampu mencapai 5,2 persen.

”Kondisi perekonomian yang baik akan meningkatkan minat penerbitan obligasi dan serapannya di pasar akan lebih banyak,” terang Salyadi.

Selain itu, lanjut dia, pendanaan pasar modal dari penerbitan saham baru (rights issue) dan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) bisa meningkat.

Hal itu seiring indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus mencetak rekor baru.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, indeks memecahkan rekor tertingginya di angka 6.221,01. (rin/c21/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Modal Minim, 6 Multifinance Kehilangan Izin Usaha


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler