Ogah Refleksi di Depan Kaca, Sepertinya Prabowo Takut Dianggap Gagal

Rabu, 20 September 2023 – 22:27 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Penampilan bakal capres Prabowo Subianto dalam acara Mata Najwa bertajuk 3 Bacapres Bicara Gagasan yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (19/9) malam mendapat sorotan.

Dalam acara itu, hanya Prabowo yang tidak melakukan refleksi diri di depan cermin seperti diminta Najwa Shihab.

BACA JUGA: Survei LSI Denny JA, Prabowo Mengungguli Ganjar di Pemilih NU dan Muhammadiyah

Padahal, kedua capres sebelumnya, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bersedia melakukannya.

Prabowo yang tampil terakhir memilih memberikan gestur hormat ketika berdiri di hadapan cermin besar yang sudah disediakan.

BACA JUGA: Saat Prabowo Ungkap Asetnya Mandek dan Susah Dapat Kredit Karena Tak Berkuasa

Psikolog Hanna Rahmi menilai sikap Prabowo itu menunjukkan kecenderungan penyangkalan atau istilah umumnya, denial. Ketika melihat pantulan diri, Hanna menyebut Prabowo punya ketakutan gagal seperti sebelumnya.

“Kita lihat kalau dari beberapa kali kegagalannya begitu, ada kecenderungannya untuk denial,” kata Hanna kepada wartawan, Rabu (20/9).

BACA JUGA: Erick Thohir Pernah Bahas soal Cawapres kepada Prabowo? Begini Jawabannya

Salah satu akademisi di Universitas Bhayangkara itu mengatakan sikap penyangkalan Prabowo muncul lantaran kegagalannya di masa lalu sehingga khawatir dikesankan mengkhayal terlalu tinggi atau halu.

“Jadi, kekhawatiran dia untuk dikatakan gagal. Kalau misalnya gagal dia enggak kepengin melihat apa yang menjadi faktor kegagalanku, nah itu ada yang kecenderungannya seperti itu,” katanya.

Hanna menyebut situasi berada di tengah dua bacapres yang jauh lebih muda turut mempengaruhi sikap Prabowo. Pada acara malam itu, Prabowo tampak ingin memperlihatkan kesan yang sama dengan bacapres lain.

Namun demikian, lanjut Hanna, Prabowo justru menunjukkan sisi atau karakternya yang tertutup dan memiliki batasan kuat. Hanna mencontohkan saat pembahasan data kekayaan Prabowo.

“Paling kaya tentu karena sudah paling senior, tetapi kemudian ada yang bagian direject (ditolak) dan ingin dipercepat. Ada satu kekhawatiran ‘jangan-jangan ini kaya dari sesuatu’ itu (Prabowo) punya kekhawatiran seperti itu,” urai dia.

Tak hanya denial, kata Hanna, bacapres Prabowo juga menunjukkan sikap blocking dan boundaries atas dirinya.

“Kenapa tidak mau bercermin kalau untuk diri sendiri enggak masalah, tetapi dia blocking di situ, dia enggak kepengin orang lain tahu. Menutupi, jadi jangan sampai orang itu tahu apa yang menjadi kekurangan, kelemahan," kata Hanna. (cuy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo-Airlangga Berpotensi Menang di Pilpres


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler