jpnn.com - JAKARTA – Staf Khusus Wakil Presiden bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin mengatakan, salah satu tolok ukur daya saing yang menjadi acuan investor adalah laporan Doing Business yang dirilis tiap tahun oleh Bank Dunia. Di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) efektif berlaku mulai 31 Desember 2015 kemarin, acuan investor diperkirakan tidak berubah.
''Dari sisi peringkat, Indonesia memang masih harus berbenah,'' ujarnya saat dihubungi kemarin (31/12).
BACA JUGA: Yesss!!! Tarif Listrik Semua Golongan Turun
Sebagai gambaran, dalam Doing Business 2016 yang dirilis Bank Dunia Oktober lalu, Indonesia memang mencatat kenaikan dari sebelumnya di posisi 120 menjadi 109.
Namun, ternyata Indonesia masih kalah dibanding enam negara Asean lain seperti Singapura yang menjadi langganan pemuncak daftar peringkat Doing Business selama bertahun-tahun.
BACA JUGA: Anak Tentara Ini Berhasil Raup Rp 500 Juta dari Wismilak DSC 2015
Lalu, Malaysia di posisi 18. Disusul Thailand di peringkat 49. Selanjutnya, negeri kecil kaya minyak Brunei Darussalam yang ada di peringkat 84, lalu Vietnam di posisi 90, dan Filipina di posisi 103.
Sementara ini, Indonesia hanya bisa unggul dibanding negara-negara yang ukuran ekonominya lebih kecil, seperti Kamboja yang ada di peringkat 127, Laos di posisi 134, dan Myanmar di posisi 167.
BACA JUGA: Begini Pemerintah Vietnam Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa
''Dari banyak negara itu, yang patut diwaspadai adalah Vietnam, karena struktur ekonominya mirip dengan Indonesia,'' katanya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beginilah Reaksi Bos BP Batam
Redaktur : Tim Redaksi