jpnn.com - GROBOGAN – Malang betul nasib Sriyati (35), warga RT 1 RW 11, Dukuh Geri, Desa Kandangan, Kecamatan Purwodadi. Penderita keterbelakangan mental itu hidup bersama keluarganya yang tidak paham tentang identitas kependudukan sehingga merepotkan ketika harus mengurus pengobatan.
Menurut kakak kandung Sriyati, Jasman, adiknya itu sudah 15 tahun belakangan ini mengalami keterbelakangan mental. Pengobatannya pun hanya dibawa ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat.
BACA JUGA: Long Weekend, Tiket Kapal Ekspres ke Karimunjawa Ludes
“Sebelumnya, ibu saya pernah terkena stres. Sekarang menurun ke adek saya,” katanya seperti dikutip Radar Kudus (Jawa Pos Group).
Kabar tentang kondisi Sriyati yang memburuk akhirnya sampai ke Pemerintah Kabupaten Grobogan. Pekan lalu, Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Grobogan lantas menjemput Sriyati agar mendapat perawatan yang layak.
BACA JUGA: Kapal Rombongan Pengantin Tenggelam Saat Cuaca Buruk
Kabid Sosial Dinsosnakertrans Kabupaten Grobogan, Kurniawan mengatakan, kabar tentang Sriyati itu bermula ketika ada pegawai di kantornya yang mendapat laporan warga. Karenanya, petugas Dinsosnakertrans pun bergegas ke rumah Sriyati.
Tapi, sesampainya di rumah Sriyati, petugas justru kebingungan. Sebab, Sriyati tidak mempunyai satu pun identitas diri.
BACA JUGA: Nyaris Saja Ibu Muda Itu Melompat dari Jembatan
“Ini yang menyulitkan. Sriyati tidak mempunyai KK (kartu keluarga, red), KTP (kartu tanda penduduk, red) maupun identitas lain,” kata Kurniawan.
Menurutnya, keluarga Sriyati memang kurang paham tentang pentingnya identitas. “Minimnya pengetahuan keluarga yang membuat Sriyati tidak mempunyai kelengkapan identitas tersebut,” jelasnya.
Namun, akhirnya Sriyati tetap diboyong untuk mendapat perawatan kesehatan yang layak. Ia lantas dirawat di RSUD dr. R Soedjati Purwodadi.(jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaget, Terdakwa Pingsan Saat Sidang
Redaktur : Tim Redaksi