OIC Youth Tak Terima Bahasa Arab Disebut Ciri Teroris

Jumat, 24 September 2021 – 21:18 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) OIC Youth Indonesian Bintang Wahyu Saputra. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesian Bintang Wahyu Saputra menilai pernyataan pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati yang menyatakan bahwa bahasa Arab sebagai ciri teroris merupakan kesesatan berpikir yang hakiki dan tuduhan tak berdasar.

"Aneh saja saya melihat ada seorang pengamat intelijen yang sesat pikir kayak beliau. Masak bahasa Arab dibilang ciri teroris? Ini referensi dari mana? Jangan ngawur deh!," ujar Bintang kepada wartawan di Jakarta, Jum'at (24/9).

BACA JUGA: OIC Youth Indonesia Dukung Sikap Pemerintah Terkait Konflik Afganistan

Menurut Bintang, apa yang disampaikan oleh Susaningtyas ini dapat memicu merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan bisa saja akan berakibat kepada kemarahan orang Arab karena bahasa mereka dianggap sebagai teroris.

"Saya menduga Susaningtyas tidak memahami bahasa Arab sehingga disangkutkan dengan teroris. Beliau tidak seperti pengamat. Pengamat kok malah menuduh?. Atau jangan-jangan beliau ini memang islamopobia. Makanya, semua yang berbau Arab dan islam dikira sumber terorisme," kata Bintang.

BACA JUGA: Perwakilan 57 Negara Hadiri Konferensi Internasional yang Digelar OIC Youth Indonesia

Kalau memang Susaningtyas ini islampobia, tambah Bintang, OIC Youth Indonesia siap untuk memberikan pesantren kilat kepada beliau.

"Biar beliau bisa belajar agama islam. Biar beliau tidak serampangan lagi mengatakan bahasa Arab sebagai teroris," tegas Bintang.

BACA JUGA: Bertemu Menpora, OIC Youth Indonesia Apresiasi Prestasi Olahraga Tim Merah Putih

Tak hanya pesantren kilat, tambahnya, OIC Youth Indonesia pun akan memperkarakan hal ini kepada mahkamah internasional. Sebab, pernyataannya memuat ujaran kebencian terhadap suku bangsa dan ras tertentu di dunia.

"Kami akan melaporkan Susaningtyas Nefo Kertopati atas pernyataan nya yang mengandung unsur kebencian dan menuduh salah satu ras di dunia sebagai teroris. Lebih tepatnya menuduh bahasa Arab sebagai teroris," tutup Bintang.

Sebelumnya ramai di akun tiktok @anfiahsuryani yang mengatakan ciri-ciri radikal adalah tidak hapal nama-nama partai, tidak mau memasang foto presiden, tidak menghapal nama-nama menteri dan menyebarkan bahasa Arab.

Adapun, tujuan dari akun tiktok @anifahsuryani yang juga Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Jakarta Barat ini adalah untuk menyindir pernyataan Susaningtyas Nefo Kertopati yang menyatakan ciri-ciri radikal seperti yang disebutkan diatas. (dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler