O'Jack, Ojek Berargometer Pertama di Indonesia yang Semakin Banyak Pelanggan

Siap Siaga 24 Jam, Tarif Rp 2.000 Per Kilometer

Senin, 27 Juni 2011 – 08:08 WIB
Foto: JPPhoto

Argometer tak hanya dipasang pada taksiDi Jogja, sudah ada ojek yang tarifnya ditentukan oleh argometer

BACA JUGA: Rosita, TKI Perempuan yang Berjuang Sendiri untuk Lolos dari Hukuman Pancung

Karena itu baru pertama di Indonesia, Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia) pun memberikan penghargaan pada Mei lalu
Belum setahun beroperasi, pelanggan ojek itu sudah mencapai belasan ribu.

  DIAR CANDRA, Jogja

SEBUAH motor berwarna kombinasi kuning-hitam siang itu meluncur dengan kecepatan sedang di kawasan Sekip, Sleman

BACA JUGA: Menikah Kali Keempat dengan Gadis 18 Tahun, Wali Kota Bogor Digunjing Warga

Sang joki motor mengenakan jaket kombinasi serupa (kuning-hitam)
Sedangkan yang dibonceng adalah perempuan muda berpakaian kasual

BACA JUGA: Menikah Kali Keempat dengan Gadis 18 Tahun, Wali Kota Bogor Digunjing Warga

Tak berapa lama kemudian motor tersebut berhenti di depan perpustakaan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM)

"Berapa, Mas?" tanya penumpang motor tersebutSebelum menjawab, si joki melihat ke kotak kecil yang dipasang di antara stang dan jok motornya"Empat ribu lima ratus rupiah," jawab pria berjaket ituTak lama, transaksi pembayaran selesai, dan si joki motor meninggalkan penumpangnya

Itulah gambaran bagaimana ojek berargometer beroperasi di JogjaOjek berargometer tersebut diberi nama O"JackItulah taksi motor pertama di Indonesia yang menggunakan sistem argometer dalam pembayarannyaMei lalu Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) memberikan penghargaan"Ini adalah bagian dari terobosan yang bisa saya sumbangkan untuk transportasi IndonesiaKhususnya ojek," kata sang pemilik O"Jack Nanang Kuswoyo

Tarif yang dipatok untuk pengguna O"Jack adalah Rp 2 per meterItu berarti pelanggan yang menggunakan jasa ojek sejauh satu kilometer akan dipungut biaya Rp 2.000
Meski belum setahun beroperasi (pertama beroperasi sekitar November 2010), O"Jack sudah memiliki banyak pelanggan hingga belasan ribu orangPada Mei lalu saja, ojek yang berkantor di Jalan dr Sardjito No 11, Jogja, itu melayani dua ribu pelangganDengan adanya layanan call center dan nomor yang mudah diingat konsumen, tak mengherangkan jika jumlah panggilan terus meningkat pada Juni ini

Jumlah armada O"Jack saat ini 12 kendaraanSemua siap melayani pelanggan 24 jamUntuk memudahkan mengenali identitas armada O"Jack, perusahaan memberikan jaket dan hem bertulisan O"Jack

O"Jack tidak hanya melayani jasa antar jemput orang, tetapi juga menerima pesanan jasa pengantaran dan pembelian barang untuk wilayah dalam Kota JogjaSelain tiga layanan tersebut, O"Jack menyediakan paket kantor, sekolah, dan wisataSoal harga, program paket itu dibanderol harga khususTarifnya tidak harus sesuai dengan kilometer yang ditempuhMisalnya, untuk paket sekolah, konsumen dikenai Rp 199 ribu untuk layanan antar jemput selama enam hari

Karena bisnis itu menjanjikan, Nanang mengaku mendapat tawaran dari beberapa koleganya untuk membuka franchise O"JackBeberapa rekanan bisnisnya asal Kota Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar meminta pria asal Jombang itu segera mengembangkan nama O"Jack di daerah-daerah tersebut

"Saya belum bisa memberikan jawaban kepada merekaSebab, O"Jack di Jogja ini saya anggap proyek trial and error dulu," kata NanangAlumnus Universitas Brawijaya, Malang, itu berencana mematangkan dulu beberapa aspek internal O"Jack sebelum merilisnya menjadi usaha waralaba

Nanang mengatakan, proyek O"Jack sebenarnya wujud dari "balas dendam"-nya kepada penyedia jasa ojekPria berusia 30 tahun itu pernah mengalami pengalaman kurang mengenakkan ketika menggunakan jasa ojek di luar Kota Jogja beberapa tahun lalu.

"Saya pernah ditipu ojekMasak mengantar satu kilometer saja kena Rp 30 ribu?" ucap NanangBagi pria lajang tersebut, bukan masalah jumlah uang yang dikeluarkan yang membuat sakit hatiTapi, justru penipuan oleh si tukang ojek yang membuat dirinya kecewa beratNanang lantas berpikir, alangkah baiknya jika ada satuan baku soal ongkos ojekMaka, penyuka soto itu mengutak-atik beberapa barang elektronikSalah satu di antaranya, argometer taksiDan hasilnya, argometer pada O"Jack itulah karyanya

Menurut salah seorang pelanggan O"Jack Matahari Khatulistiwa, pilihan menggunakan jasa ojek di dalam kota sangatlah efektif"Yang jelas, bebas macetApalagi kalau kita kuliah berbarengan dengan jam masuk kantor," ujar mahasiswa Sastra Korea UGM itu

Selain O"Jack, ada jasa ojek di Jogja bernama O"JackyBerdasar usia, O"Jacky terbilang lebih seniorUsaha yang dirintis Agung Suryolaksono, Hendra, dan Adi Laksono itu beroperasi sejak 2008Hingga kini, setidaknya sudah ada 8"10 armada motor yang beroperasi setiap hari

Nah, di O"Jacky ini para pengojek tak menjadikan jasa mereka sebagai mata pencaharian utamaSemua adalah pekerja industri kreatifMulai seniman, fotografer, event organizer, hingga desainerKarena itulah, pengojek di O"Jacky lebih santai dan tak ngaya

"Kami lebih ke arah komunitas sajaJadi ojek ini" hanya usaha sampingan," kata salah seorang owner O"Jacky Agung SuryolaksonoMeski transaksi tak seramai O"Jack, sehari setiap pengojek rata-rata melayani 7"8 pelangganLonjakan permintaan biasanya terjadi pada akhir pekanJumlahnya bisa mencapai 20 pelanggan per pengendara

Soal harga, sama dengan O"JackYakni, Rp 2 ribu per kilometerKarena tak memiliki argometer di kendaraannya, patokan yang digunakan adalah jarak pada spidometer motorSebelum berangkat, pelanggan dipesilakan melongok ke spidometerJadi, unsur kepercayaan konsumen kepada pengojek sangat diutamakan.

Dan pengendara di O"Jacky tak memakai seragam"Ini bagian masukan dari konsumenKatanya lebih nyaman dengan ojek yang tanpa seragamKesannya yang ngantar adalah saudara sendiri," jelas AgungMenurut pria asal Banyuwangi tersebut, ciri ojek tanpa seragam itu akan dipertahankan demi brand mereka

O"Jacky menggaet konsumen dengan jalan aktif di jejaring dunia mayaMisalnya, Twitter, media on line, dan blogJika ingin menggunakan O"Jacky, pelanggan biasanya mengontak nomor telepon yang ada di portal itu"Karena itu, mayoritas pelanggan kami adalah kaum melek teknologi," ucap Agung

Karena lebih bersifat komunitas, kata dia, O"Jacky tak memiliki kantorJika ada pertemuan, mereka biasanya berkumpul di warung kopi kawasan Candi Gebang atau Maguwiharjo.

Di sisi lain, O"Jacky juga menyediakan paket untuk menjaring pelangganMisalnya, paket antar jemput sekolah, mengambil barang tertinggal, paket antarbarang, dan yang paling laris adalah paket wisataUntuk empat lokasi wisata di Jogja, yakni Malioboro, Keraton Jogja, Kotagede, dan Candi Prambanan, pelanggan dipatok harga Rp 80 ribu sekali jalan

Salah satu yang pernah menggunakan jasa wisata itu adalah Adityo DimasMahasiswa asal Jakarta tersebut mengetahui O"Jacky dari internetSelain paket wisata, Dimas menggunakan O"Jacky untuk antar jemput kuliah(c4/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Darsem, TKI yang Bulan Depan Ditenggat Hukuman Pancung di Arab Saudi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler