jpnn.com - JAKARTA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyoroti sistem bisnis ojek online yang belum terungkap secara gamblang. Sistem keuangannya yang tidak jelas dikhawatirkan bisa mengancam industri transportasi secara umum di Indonesia.
Ketua Organda Adrianto Djokosoetono mengatakan, tarif murah industri ojek online seperti Go-Jek ataupun Grabike justru dikhawatirkan bisa merusak pasar di industri transportasi.
BACA JUGA: Bukannya Paparkan Kinerja BUMN Sendiri, Menteri Rini Malah Suruh Pria Ini
"Analoginya seperti ada orang berdagang beras di depan pasar Induk lalu mereka kasih harga 50 persen harga barang yang dijual di dalam pasar. Jelas mereka akan lebih ramai, tapi apakah mereka lebih untung dibanding pedagang yang di dalam?" ujar Adrianto di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (26/10).
Karena iming-iming tarif murah itu, saat ini banyak yang berpindah ke ojek online. Alhasil, pelaku industri transportasi yang serupa kehilangan pelanggan. Bahkan sampai ada yang gulung tikar. Namun, tarif murah tersebut diyakini Adrianto tidak akan berlangsung lama.
BACA JUGA: Pagi ini, Rupiah Kembali Melemah
Di sisi lain, industri berbasis sistem tersebut juga rentan dijadikan alat pencucian uang. Terlebih, uang yang berputar di industri tersebut tidak transparan dan sulit untuk diawasi.
"Kalau mereka kemudian sudah nggak bisa bertahan, justru masyarakat yang akan dirugikan karena nggak punya pilihan. Karena transportasi umum yang formalnya juga sudah nggak ada. Semuanya jadi rugi. Transportasi formalnya mati, masyarakat juga nggak punya pilihan," ulasnya. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Perbankan Terus Berupaya Mendorong Investasi Nasabah Mikro
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istimewaaa, Denmark Puji Industri Kapal PT PAL
Redaktur : Tim Redaksi