jpnn.com, MEDAN - Kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan kepala sekolah dan tukang sapu terhadap seorang anak di Kota Medan masih diselidiki Polda Sumut.
Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak memastikan penyidik masih mendalami lebih jauh kasus tersebut.
BACA JUGA: Brigadir BHT Ditangkap Polisi, Kasusnya Bikin Malu Polri
"Itu sudah kami tangani, dan terpadu mendalami kronologi kejadian itu," kata Panca dikutip dari sumut.jpnn.com, Kamis (8/9).
Jenderal bintang dua itu mengaku penanganan kasus itu akan melibatkan sejumlah pihak seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), dan juga penyidik dari Polda Sumut.
BACA JUGA: Hilang 4 Hari, Remaja Perempuan Ini Beri Pengakuan Mengejutkan, Pelaku 3 Sekawan
Nantinya, kata Panca, seluruh pihak tersebut akan saling bekerja sama untuk mengungkap kasus itu.
"Nanti melibatkan dari Kementerian PPPA terus teman-teman LPA baru dari PPA Polda. Ini terintegrasi untuk bisa membuktikan kasus itu," ujarnya.
BACA JUGA: Polisi Tembak Polisi di Lamteng, Puluhan Perwira Polres Lampura Jalani Tes Urine, Ada Apa?
Seperti diketahui, seorang anak perempuan di Kota Medan, diduga menjadi korban pemerkosaan seorang kepala sekolah hingga tukang sapu.
Kejadian yang menimpa korban itu, disampaikan ibu korban berinisial I kepada pengacara kondang Hotman Paris.
Curhatan ibu korban itu direkam oleh Hotman dan diunggahnya di akun Instagram @hotmanparisofficial, Rabu (7/9).
"Inilah anak kecil umur 10 tahun yang diduga diperkosa oleh oknum pimpinan sekolah, oknum administrasi bahkan tukang sapu dari sekolah tersebut ikut diduga memperkosa anak kecil ini dan ibunya datang dari Medan peristiwanya ada di Medan," kata Hotman Paris.
Setelah itu, Hotman lantas menanyakan soal kronologi pemerkosaan yang menimpa korban.
Kepada Hotman, I menceritakan kronologi anaknya diperkosa.
Ibu korban tidak menjelaskan kapan peristiwa itu terjadi. Dia juga tidak memerinci kepala sekolah mana yang telah berbuat tak pantas kepada anaknya itu.
Namun, I mengaku awalnya anaknya dibius oleh seorang tukang sapu. Tak hanya itu, terduga pelaku juga melakban mulut korban dan mengikat kakinya. Setelah itu, korban lalu dibawa menuju sebuah gudang.
"Anak saya dikasih serbuk putih sama tukang sapu setelah itu dipaksa minum, setelah habis, mulutnya dilakban kakinya diikat, kakinya diikat. Setelah itu, digendong dibawa ke gudang," kata ibu korban.
Ibu korban mengaku anaknya dieksekusi oleh kepala sekolah dan tukang sapu tersebut di gudang itu secara bergantian.
"Kemudian pimpinan sekolah masuk dan terjadilah pelecehan," kata I.
Ibu korban juga turut menunjukkan kepada Hotman Paris bukti laporan kasus tersebut ke pihak kepolisian.
Ternyata, kasus tersebut telah dilaporkan sejak September 2021 lalu. Namun, dia mengaku hingga saat ini belum ada penanganan lebih lanjut yang dilakukan pihak kepolisian.
Atas kejadian itu, Hotman Paris meminta agar Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak segera menangani kasus tersebut.
"Bapak Kapolda Sumut tolong segera kasus ini mendapatkan perhatian," kata Hotman.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi menyebut kasus tersebut masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.
"Masih berproses, bahkan penyidik sudah dua kali melakukan prarekon di TKP," kata Kombes Hadi kepada wartawan, Rabu.
Perwira menengah Polri itu mengaku pihaknya juga telah memeriksa terduga pelaku. Namun, dia mengakui memang saat ini penyidik belum menetapkannya sebagai tersangka.
BACA JUGA: Brigadir BHT Ditangkap Polisi, Kasusnya Bikin Malu Polri
“Saksi-saksi pihak sekolah petugas kebersihan dan guru-guru termasuk kepala sekolah sudah kita ambil keterangannya. Kami masih melengkapi berkas-berkas yang lain,” pungkasnya.(mcr22/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean