Okupansi Hotel Diprediksi Naik 20 Persen

Rabu, 13 Juli 2016 – 12:25 WIB
Ilustrasi. Foto: YouTube

jpnn.com - SURABAYA – Industri perhotelan di Jawa Timur diyakini akan kembali menggeliat usai Lebaran. Sebelumnya, tingkat okupansi kamar hotel mengalami penurunan selama Ramadan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim M. Soleh mengatakan, selama Ramadan okupansi di Jatim menurun 30–40 persen. Pada semester pertama, okupansi hotel di Jatim rata-rata mencapai 50 persen, sedangkan di Surabaya sekitar 60 persen.

BACA JUGA: Di Luar Negeri Jadi Pakan Anjing, Kok Diimpor Pemerintah Sih

”Biasanya, setelah Lebaran okupansi mulai menunjukkan tren peningkatan. Sementara itu, pada semester kedua bisa meningkat 15–20 persen dibanding semester pertama,” terang Soleh kemarin (12/7).

Pada semester kedua, serapan anggaran pemerintah mulai meningkat. Hal itu membuat perhotelan bisa mendapatkan potensi pendapatan dari meeting, incentive, conference and exhibition (MICE).

BACA JUGA: 4 BUMN Diizinkan Lakukan Right Issue

Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik lebih banyak di semester kedua. Menurut Soleh, market dari pemerintahan masih mendominasi omzet perhotelan, meski potensi ke depan cenderung menurun.

Sebaliknya, kontribusi pasar leisure saat ini masih rendah, tetapi dalam jangka panjang diprediksi terus meningkat.

BACA JUGA: Listrik Surplus, Manufaktur Masih Loyo

”MICE dari corporate dan LSM menjadi andalan omzet pada masa datang, termasuk wedding. Jadi, market yang kontribusinya paling besar dimulai dari government, corporate, travel agent, dan public,” jelas Soleh.

Peningkatan okupansi pada semester kedua ditunjang daya beli masyarakat yang membaik. Tidak hanya dari pelanggan hotel bujet, tetapi juga hotel berbintang seiring membaiknya perekonomian global dan Indonesia. (res/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Ekspor, Holcim Bersaing Dengan Vietnam dan Tiongkok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler