jpnn.com, MALANG - Okupansi hotel-hotel di Kota Malang, Jatim, di tahun ini merosot jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Januari–Maret 2016 lalu, okupansi hotel di Kota Malang bisa menembus 60 persen. Sementara tahun ini, okupansinya tidak sampai 50 persen.
BACA JUGA: Suara Mirip Latihan Perang, Uang Rp 100 Juta Terbakar
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang Dwi Cahyono memaparkan, merosotnya okupansi hotel pada triwulan pertama tersebut karena bersamaan dengan pembayaran pajak.
Sehingga, pelanggan hotel pun mengirit pengeluarannya. ”Selain itu, sepanjang Januari hingga Februari biasanya low season,” ujar Dwi, kemarin (8/4).
BACA JUGA: Tiket KA untuk Mudik Sudah Ludes
Dia berharap, April ini mulai ada kenaikan. Sebenarnya, kata Dwi, pada bulan Maret sudah ada peningkatan.
Hanya saja, Januari dan Februari turun drastis, sehingga okupansi pada triwulan pertama (Januari–Maret) itu belum bisa mendongkrak.
BACA JUGA: Ngebet jadi PNS Setor Rp 190 Juta, Kena deh!
Dari pengamatan Dwi, penurunan penghasilan pada triwulan pertama tersebut tidak hanya dirasakan pengusaha di industri hotel. Tapi juga dirasakan pengusaha di sektor lain.
”Situasi secara keseluruhan tidak mendukung peningkatan okupansi,” beber pria yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang itu.
Pada triwulan kedua, Dwi menyatakan, pihaknya sedang menggodok program untuk meningkatkan kunjungan.
Mulai dari promosi harga hingga program-program yang menarik pengunjung.
”Kami sama-sama promosi. Bikin servis FnB (food and beverage) untuk menarik banyak tamu,” kata ketua Yayasan Inggil ini.
Agar hasilnya maksimal, Dwi mengimbau agar masing-masing pengelola hotel aktif menyelenggarakan kegiatan.
Menurutnya, semakin banyak event yang digelar, tamu yang berkunjung juga semakin banyak.
”Tapi nggak hanya ramai di jalan. Yang terpenting, bagaimana caranya agar mereka (tamu) menginap di hotel,” ucap budayawan yang pernah meramaikan bursa pilkada Kota Malang 2013 silam itu.
Dwi berharap, pihaknya mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Dukungan yang diharapkan, berupa penyelenggaraan kegiatan. Misalnya, beberapa acara yang menjadi rangkaian perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-103 Kota Malang, digelar di hotel.
”Kami berharap, pemkot menggelar event besar yang bisa mengundang kunjungan wisatawan,” tutur dia, seperti diberitakan Radar Malang (Jawa Pos Group).
”Event akan kami genjot sebelum Hari Raya Idul Fitri. Misalnya me-launching menu-menu baru untuk berbuka puasa,” kata penggagas Malang Tempo Doeloe ini.
Dengan adanya program-program tersebut, Dwi menargetkan, rata-rata okupansi hotel pada 2017 minimal sekitar 70 persen.
Apalagi, lanjut dia, tahun ini juga semakin banyak hotel baru yang beroperasi. (fis/c4/dan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Gendong Anak Sendiri, Anita Dituduh Penculik
Redaktur & Reporter : Soetomo