Olahraga Kok Malah Menurunkan Imunitas Tubuh? Begini Penjelasannya

Rabu, 09 September 2020 – 20:54 WIB
Dosen sekaligus dokter umum di jurusan Kesehatan dan Rekreasi UNP Dr Pudia M Indika,M.Kes,AIFO K,. (antarasumbar/Mutiara Ramadhani)

jpnn.com, PADANG - Olahraga sangat penting, apalagi di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) saat ini.

Namun, olahraga tak selamanya meningkatkan imunitas tubuh, bahkan dapat menurunkan imunitas tubuh jika dilakukan dengan intensitas yang tinggi.

BACA JUGA: Kemenpora Beri Masyarakat Latihan Olahraga yang Mudah Selama di Rumah Saja

Penjelasan tersebut dikemukakan dosen sekaligus pakar kesehatan dari Universitas  Negeri Padang Dr. Pudia M Indika,M.Kes,AIFO K.

Menurut Pudia, ada empat hal yang perlu diingat dalam berolahraga atau disingkat  FITT. Yaitu, Frekuensi, Intensitas, Time dan Tipe.

BACA JUGA: Selama Pandemi, Masyarakat Dunia Makin Senang Olahraga Pakai Aplikasi

Frekuensi yang dianjurkan dalam berolahraga tiga sampai lima kali dalam seminggu.

Olahraga dapat dilakukan 3 kali seminggu di saat pandemi COVID-19 dan berlaku untuk semua bentuk olahraga.

BACA JUGA: Cabor Dayung dan Wushu Mulai Jalani Pelatihan Manajemen Strategi Olahraga Prestasi

"Tentunya tetap menghindari tempat keramaian dan melakukan kegiatan olahraga itu sebaiknya sendiri," ujar Pudia.

Pudia menyayangkan, saat ini malah muncul fenomena bersepeda secara beramai-ramai.

Menurutnya, hasil penelitian menunjukkan jarak sepeda satu dengan yang lain harus 20 meter, karena faktor angin juga memengaruhi resiko terpapar virus.

Jadi, tambahnya kalau memungkinkan untuk berolahraga di rumah, lakukanlah di rumah, yang penting olahraga itu tujuannya menjaga kebugaran dan kesehatan.

Berikutnya, intensitas yaitu mulai dari 60 hingga 75 persen dari denyut nadi dan olahraga dimulai dari yang rendah dulu, yaitu mulai dari angka 60 persen dulu dari denyut nadi maksimal.

"Cara mencari tahu denyut nadi maksimal yaitu 220 dikurangi umur, kemudian dari denyut nadi maksimal diambil 60 persen dulu, disitulah range denyut nadi kita," katanya.

Sementara terkait waktu yang baik, Pudia menyatakan maksimal satu jam sampai satu setengah jam sudah cukup di masa pandemi.

Tipe olahraga yang baik, aerobik dan anaerobik.

Aerobik adalah kardio respirasi, artinya jantung dan paru-paru.

Sedangkan anaerobik neuromuscular, yakni saraf dan otot.

Untuk kesehatannya, Pudia membagi menjadi empat.

Pertama ada baik, benar, terukur dan teratur yang sebenarnya penerapannya sama saja dengan FITT. Hanya saja untuk masyarakat awam agar lebih mudah memahaminya.

"Baik itu artinya dimulai kapan saja, jadi tidak ada istilah kata terlambat dalam melakukan kegiatan olahraga. Kemudian benar, yaitu dilakukan secara berurutan artinya ada pemanasan, latihan inti dan ada pendinginan," jelasnya.

Lalu terukur, artinya ada peningkatan-peningkatan jadi dimulai dari ringan, sedang, baru terakhir berat dan yang terakhir teratur, yaitu dikerjakan tiga sampai lima kali dalam seminggu.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler