Ombak Besar Balikkan 44 Kapal

Rabu, 06 Agustus 2014 – 10:31 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Suasana Pantai Cumpat dan Kenjeran Selasa dini hari (5/8) bagaikan terjadi ’’perang’’. Tak ada seorang pun nelayan yang beristirahat di rumah. Mereka menceburkan diri ke laut dan menaiki perahu masing-masing.

Sesekali, di atas kapal, empasan ombak menerjang mereka. Namun, mereka tidak gentar. Dengan telaten, mereka menguras air laut yang masuk ke dalam kapal.

BACA JUGA: Pipa PDAM Ilegal Terpasang 30 Meter

Muhammad Imron, salah seorang nelayan, sejak Senin (4/8) pukul 19.30 berjaga di atas perahunya semalaman. Dia bersiaga untuk menjaga perahunya dari terjangan ombak setinggi 2–3 meter. Ancaman pada kapal nelayan tidak hanya datang dari ombak tinggi, tetapi juga dari angin kencang. ’’Angin kencang mengakibatkan ombak menggulung dahsyat,’’ katanya.

Menurut satgas Kelurahan Bulak Sudjiono, setiap Agustus ombak dan angin kencang selalu menyambangi Kenjeran. ’’Biasanya, setiap tiga tahun sekali, ombaknya besar,’’ ungkapnya. Tetapi, lanjut pria kelahiran Bulak tersebut, ombaknya tidak sampai sebesar ini. Sejak semalam, dia turut mengawasi kondisi pantai bersama dengan nelayan lain.

BACA JUGA: Satu Perwira Polisi Masuk DPO

Akibatnya, ketika pagi menjelang, tidak ada seorang pun nelayan di sepanjang Pantai Cumpat. Mereka kelelahan setelah semalaman menjaga kapal untuk tidak tenggelam.

Beberapa kapal tampak tersandar rapi di pantai. Mayoritas kondisinya sudah tidak utuh. Misalnya, kapal bercat kuning yang terlihat disandarkan di tepi pantai. Bagian depan perahu itu pecah. Tiang kapal juga telah hilang.

BACA JUGA: Diputus Pacar, Mahasiswa Gantung Diri

Kondisi yang sama ditemukan pada puluhan kapal lain. Beberapa kapal tidak bertiang lagi. Mesin di sebagian kapal hilang. Sisanya kosong melompong. Peralatan mencari ikan seperti dayung, kompresor (peralatan menyelam), dan jaring raib diterjang ombak.

Pada pukul 12.30, beberapa nelayan mulai bekerja untuk memperbaiki kapal. Mereka mengecat ulang kapal yang pudar. Sebagian lainnya memperbaiki bagian kapal yang rusak. Misalnya, tiang kapal dan galangan.

Sejak tiga hari lalu, para nelayan di Kenjeran memang tidak melaut lagi. Sebab, BMKG mengimbau bahwa ada angin kencang yang mendatangi Kenjeran.

Puncaknya terjadi pada Senin malam lalu. Ombak besar yang didahului air pasang setinggi tiga meter memorakporandakan Pantai Kenjeran. ’’Sampai saat ini, diperkirakan ada 44 kapal terbalik, 13 retak, dan 10 kapal rusak berat,’’ papar Camat Bulak Suprayitno.

Ombak besar dan angin kencang menerpa di tiga pesisir pantai. Yaitu, Nambangan, Cumpat, dan Kenjeran Lama. Pantai yang mengalami kerusakan paling parah adalah Pantai Nambangan dan Cumpat. Sebab, kawasan pantai tersebut terkena langsung oleh angin kencang.

Jumlah kerugian karena ombak masih belum bisa ditafsirkan. Sebab, selain perahu nelayan yang terbalik dan rusak, banyak nelayan yang kehilangan mesin kapal dan peralatan mencari ikan.

Suprayitno sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk membantu para nelayan. Sebab, selain kehilangan perlengkapan mencari nafkah, mereka tidak bisa berlayar selama seminggu mendatang. Bantuan itu berupa dana perbaikan kapal dan peralatan berlaut serta sembako. ’’Setidaknya ada bantuan berupa beras untuk makan selama tidak melaut,’’ lanjutnya.

Saat ini pihaknya mengoordinasikan bantuan bagi para nelayan. Wujud bantuan yang sudah terealisasi adalah bantuan medis dari puskesmas. Beberapa dokter dari puskesmas dikerahkan untuk memeriksa kesehatan nelayan. Sebab, terdapat tiga nelayan yang pingsan pada saat kejadian. ’’Mereka terjun ke laut semalam suntuk untuk menjaga kapal,’’ tutur Suprayitno.

Kejadian angin kencang sempat menjadi kendala bagi pengendara yang melintas di Jembatan Suramadu. Karena kecepatan angin mencapai 40 meter per jam, operator tol Jembatan Suramadu menutup pintu tol sementara pada pukul 11.30. ’’Kami tutup hanya sekitar 18 menit, khusus roda dua. Pintu tol untuk roda empat tetap buka,’’ terang Kepala Gerbang Tol Jembatan Surabaya Suhariyono kemarin.

Menurut dia, sesuai dengan standar yang ada, jika kecepatan angin berada di atas 40 meter per jam, gerbang harus ditutup untuk roda dua. Kalau kecepatan angin mencapai lebih dari 70 meter per jam, gerbang tol untuk kendaraan roda empat akan ditutup.

Sementara itu, angin kencang di kota metropolis dan sekitarnya tersebut tidak terlepas dari terjadinya siklon tropis halong. Badai besar itu terjadi sekitar 1.950 kilometer sebelah utara timur Laut Tahuna. Namun, dampaknya terasa sampai Surabaya.

Kepala Kelompok Seksi (Kapoksi) Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Taufiq Hermawan menyatakan bahwa sikon tropis halong diketahui pada Senin (4/8) sekitar pukul 19.00. Saat itu badai berkekuatan besar tersebut terjadi di sekitar 1.640 kilometer sebelah utara timur Laut Tahuna. Badai itu kemudian bergerak menjauh dari wilayah Indonesia dengan kecepatan 6 knot atau 11 kilometer/jam.

Kemarin (5/8) posisi badai makin jauh. Menurut Taufiq, badai tersebut sekarang berada di sekitar 1.950 kilometer sebelah utara timur Laut Tahuna. ’’Jadi, makin jauh dari Indonesia,’’ katanya saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.

Meski terjadinya siklon tropis halong cukup jauh dari Surabaya, dampaknya sangat terasa. Sudah dua hari ini, Kota Pahlawan diterpa angin kencang. Kondisi angin kencang itu sangat terasa, khususnya bagi pengendara sepeda motor. Ketika pengendara melaju dengan kecepatan tinggi, angin kian kencang menerpa. Terutama di jalanan yang tidak ditumbuhi pepohonan besar.

Taufiq menyebutkan, kecepatan angin lantaran siklon tropis halong mencapai 10 hingga 25 knot. Selain angin kencang, siklon mengakibatkan gelombang laut meninggi. Dia pun mengimbau para nelayan dan jasa pelayaran berhati-hati dengan kondisi tersebut.

’’Pelayaran yang paling berbahaya. Gelombang tinggi perlu diwaspadai,’’ tegas dia. Tinggi gelombang laut bisa mencapai 2–5 meter. Diperkirakan, kondisi seperti itu berlangsung hingga beberapa hari nanti. Sebab, siklon tropis masih terjadi sampai Kamis mendatang (7/8).

Badai tersebut akan makin jauh dari Indonesia. Jadi, lanjut dia, masyarakat tidak perlu khawatir karena angin kencang tidak terus terjadi. Setelah itu, kondisi kembali normal.

Taufiq menambahkan, selain mengimbau pelayaran, pihaknya telah menyampaikan kabar tersebut kepada jasa penerbangan. Namun, semua itu bergantung kepada jasa penerbangan masing-masing. ’’Kami hanya menyampaikan data dan kondisi yang ada,’’ ujarnya. Sejauh ini kondisi penerbangan tetap aman dan tidak terjadi gangguan.(laz/lum/c14/end)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaringan ISIS Dirikan Masjid Dekat Kuburan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler