Ombudsman Acungi Jempol Produksi Beras Surplus dan Tak Ada Impor

Sabtu, 16 April 2022 – 23:56 WIB
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika saat melakukan monitoring didampingi Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Kepala Bulog Surakarta, Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah di Kabupaten Sragen, Sabtu (16/4). Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, SRAGEN - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika memberikan acungan jempol terhadap keberhasilan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi beras.

Dia menilai produksi beras surplus sehingga tidak ada impor beras umum dalam 3 tahun terakhir.

BACA JUGA: Kinerja Kementan Tingkatkan Produksi Beras Dapat Acungan Jempol Ombudsman

"Produksi beras surplus, tidak ada impor dan masuk akal, riil di lapangan," kata Yeka dalam kegiatan monitoring didampingi Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Kepala Bulog Surakarta, Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah di Kabupaten Sragen, Sabtu (16/4).

Yeka menilai dari keberhasilan menunjukkan Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki peran yang sangat strategis, terutama memberikan pelayanan publik kepada petani.

BACA JUGA: Sektor Pertanian Melesat di Tengah Pandemi, Muhammadiyah & Kementan Bersiap Lakukan Ini

Walaupun masih ada pekerjaan rumah, dimana pelayanan kepada petani masih ada yang belum, tapi kemajuan sejauh ini sudah sangat baik.

"Laporan pelayanan publik Kementerian Pertanian tahun lalu rapornya hijau. Ini harus dipertahankan dan kegiatan pelayanan kepada petani harus semakin lebih baik," tegasnya.

BACA JUGA: Pastikan Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok Aman, Kementan Lakukan Hal Ini di Kalbar

Selain itu, Yeka pun memberikan apresiasi terhadap bantuan penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) yang digelontorkan Kementan.

Dalam 4 tahun terakhir ini bantuan dan sekaligus pembinaanya sangat bagus dan memberikan hasil yang jelas.

"Penggilingan padi bantuan Kementan luar biasa, yakni ada perubahan signifikan empat tahun terakhir ini. Kalau dulu bantuan itu besi tua," ungkapnya.

Dia menilai pengadaan barang dan jasa sudah sangat baik, kualitas RMU dan pengering bagus.

Begitu juga dengan pemilihan lokasi dan penerima bantuan sekaligus ada perbaikan dalam proses pembinaannya.

"Saya sangat senang melihat RMU dan pengering bantuan di Sragen ini, mudah-mudahan di daerah lain juga seperti ini," harapnya.

Menurutnya, dengan adanya bantuan RMU, petani bisa menjalankan bisnis penyediaan beras dalam jumlah besar, yang awalnya dirasa kapasitas RMU bantuan besar, tapi sekarang malah maunya ditingkatkan," imbuh Yeka.

Perlu diketahui, data BPS mencatat sejak tahun 2019 hingga hari ini Indonesia tidak melakukan impor beras umum alias tidak ada impor beras Bulog.

Setiap tahun produksi beras surplus lebih tinggi dari kebutuhan konsumsinya, pada tahun 2019 surplus beras 2,38 juta ton, 2020 surplus 2,13 juta ton dan 2021 surplus 1,31 juta ton. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler