Sektor Pertanian Melesat di Tengah Pandemi, Muhammadiyah & Kementan Bersiap Lakukan Ini

Sabtu, 16 April 2022 – 14:57 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) dan petani di berbagai wilayah berupaya optimistis stok cabai menjelang hari raya Idulfitri bisa mencukupi. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Pimpinan Pertanian Perguruan Tinggi Muhammadiyah (FPIP-PTM) Budy Wiryono mengapresiasi kinerja sektor pertanian Indonesia yang mampu tumbuh positif di tengah lesunya ekonomi global akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Budy pun mengajak semua pihak menjaga momentum ini agar petani terus meningkatkan produksi.

BACA JUGA: Pastikan Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok Aman, Kementan Lakukan Hal Ini di Kalbar

"Sesungguhnya pertanian Indonesia itu sudah teruji dengan berbagai kondisi, termasuk selama pandemi berlangsung sektor ini masih bertahan dan mampu meningkatkan devisa negara," kata Budy pada webinar propaktani, Sabtu (16/4).

Budy mengatakan pertanian adalah sektor yang sangat penting karena menjadi tempat bergantungnya kehidupan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Kementan Pastikan Pastikan 12 Bahan Pangan Pokok di Daerah Ini Aman Hingga Lebaran

Karena itu, menurutnya, sektor pertanian harus mendapat perhatian khusus, baik dari sisi hulu maupun hilir.

"Jangan sekali-kali mengabaikan sektor pertanian karena jika produksinya terganggu bukan tidak mungkin akan menimbulkan instabilitas politik dan harga-harga menjadi naik," pesan Budy.

BACA JUGA: Anggota DPR Dorong Penambahan Anggaran Tahun Depan untuk Kementan, Ini Alasannya

Melihat berbagai kondisi ini, kata Budy, forum perguruan tinggi Muhammadiyah siap berkolaborasi dengan Kementan untuk mengawal ketersediaan pangan di seluruh Indonesia, terutama dalam menghadapi hari besar keagamaan seperti Hari Raya Idulfitri.

"Berdasarkan visi dan misi kami, tentu ada banyak hal yang bisa kita kolaborasikan bersama dengan jajaran Kementan," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan 12 bahan pokok dalam kondisi aman dan terkendali.

Sebagai informasi, berdasarkan catatan BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Maret 2022 meningkat 109,29 atau naik 0,42 persen (MtoM).

Meningkatnya NTP menandakan bahwa indek harga yang diterima petani jauh lebih tinggi jika dibandingkan indek yang dibayar petani.

Sama halnya dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga mengalami kenaikan sebesar 109,25 atau naik 0,67 persen.

Kenaikan NTUP dipengaruhi naiknya komoditas kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah dan telur ayam ras. (mrk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler