jpnn.com - jpnn.com - Sepasang suami istri, Mariana Hasibuan, 35, dan Wagino, 38, serta keponakannya, Rahmat, 18, sekarat terbaring di RSUD Sibuhuan, sejak Rabu (18/1) lalu.
Ketiga warga Desa Aer Bale Kecamatan Sosa, Sumut, itu mengalami luka serius akibat kesetrum kabel telanjang milik PT PLN.
BACA JUGA: Kabel Listrik Kena Antena, Bapak-Anak Meninggal Dunia
Luka bakar nyaris mengenai sebagian besar tubuh ketiganya, bahkan sang suami harus dirujuk ke RS Adam Malik Medan.
Peristiwa nahas itu dialami ketiganya Rabu (18/1) sekitar pukul 13.00 WIB. Sempat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Pasar Ujungbatu, namun terpaksa dirujuk ke RSUD Sibuhuan.
BACA JUGA: Tragedi Ayah saat Urus Anak Buang Air, Tragis
Saat ditemui di RSUD Sibuhuan, kemarin, kondisi ketiganya cukup parah. Sang suami, Wagino, mengalami luka sobek yang cukup dalam di bagian kepala, kaki serta sebagian besar tubuh.
Selang infus pun bersilang di atas tubuhnya dan juga selang oksigen untuk mempermudah bernafas.
BACA JUGA: Pas kesetrum, Saya Kepental, Memet Nempel di Kabel
Sang istri, Mariana, terlihat lebih tegar. Namun, ia juga mengalami luka bakar di kedua tangan dan kaki, serta bagian pinggang. Bahkan, terlihat beberapa jarinya menggelembung berisi air karena terbakar.
“Saya lihat api menyala di tubuh suami. Saya tak tahan dan ingin membantu. Namun belum tersentuh, saya langsung kena,” kata Mariana.
Sementara, satu lagi, Rahmat yang merupakan keponakan pasangan suami istri ini mendapat perawatan di ruang ICU. Kondisinya juga cukup parah karena mengalami banyak luka bakar.
“Saya yang bantu. Saya ambil ban dalam sepeda motor, saya tarik satu per satu. Baru bisa lepas,” kata Taon Hasibuan, kerabat korban.
Kerabat yang mengetahui kejadian terlihat tak sepi mengunjungi ketiga korban. Ungkapan doa untuk cepat mendapat kesembuhan pun terdengar.
Rencana Arisan
Ternyata, kronologis kejadian berawal dari rencana persiapan untuk menjadi tuan rumah arisan pengajian yang seyogyanya digelar hari ini, Jumat (20/1). Seperti biasa di kampung, setiap hari Jumat ada arisan ibu-ibu yang tempatnya bergiliran dari satu rumah ke rumah lain.
Kebetulan, ada pohon kelapa yang mau ditebang. Untuk keperluan arisan, muncul inisiatif untuk mengambil buah kelapa, yang sebagiannya diperuntukkan untuk kelengkapan makanan sajian arisan.
Namun, nasib berkata lain waktu itu. Cara mengambil buah kelapa dilakukan dengan menggunakan egrek atau alat yang biasa digunakan untuk memanen buah sawit. Namun, bagian ujung egrek tersangkut di satu tandan kelapa yang sudah mau terjatuh.
Egrek yang tiangnya besi pun ikut condong dan akhirnya miring hingga menyentuh kabel milik PT PLN. Petaka pun datang.
“Untung saja, Kak Tidur tidak kena. Ia juga menarik baju Rahmat (satu korban). Itu pun tangannya tetap luka bakar tapi tak parah,” kata Mariana. (lay)
Redaktur & Reporter : Budi